GRESIK | lampumerah.id – Petrokimia Gresik meluncurkan program Eco-Dropbox kerja sama dengan PT Rekosistem, sebagai terobosan pengelolaan sampah di lingkungan perusahaan sekaligus upaya memperingati Hari Peduli Sampah Nasional.
Perangkat Eco-Dropbox, yang bernama Waste Station, sementara akan dipasang di lingkungan perusahaan sebagai pilot project, tapi tidak menutup kemungkinan ke depan akan dikembangkan untuk masyarakat dengan melibatkan pemerintah daerah setempat.
“Kami menyediakan 5 Waste Station, yang diletakkan di area perusahaan. Bagi karyawan yang memilah sampah, kemudian memasukkannya ke Waste Station sesuai ketentuan, akan mendapatkan dana e-wallet. Ini akan menjadi solusi, untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah lebih baik dan efisien,” ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, Selasa (28/2) siang.
Teknisnya, karyawan harus memilah antara sampah anorganik dan minyak jelantah. Yang dimaksud sampah anorganik antara lain plastik, kertas, kaca, dan sampah perangkat elektronik (e-waste) seperti handphone rusak, serta sampah berbahan logam (metal). Setelah dibersihkan, sampah lalu dikemas dalam wadah tertutup sehingga tidak tercecer.
Kedua, karyawan unduh Rekosistem dari Play Store atau App Store, lalu pilih Drop-in dan ikuti proses serta melengkapi data. Tahapan ketiga dan keempat, karyawan harus menuliskan Waste-ID di setiap kemasan dan memfotonya. Terakhir, karyawan menyetor sampahnya di Waste Station terdekat.
“Sampah-sampah tersebut bernilai Rp 800 per kilogram, yang reward-nya akan otomatis masuk ke dalam saldo e-wallet,” kata Dwi Satriyo.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) timbunan sampah di Indonesia mencapai 18.893.843,32 ton/tahun. Namun yang terkelola masih 77.39 persen, yang berarti masih jauh dari target Kebijakan Strategi Nasional (Jakstranas) dimana pada tahun 2025 target sampah terkelola mencapai 100 persen.
“Petrokimia Gresik selalu comply dalam melaksanakan kewajiban pengelolaan sisa kegiatan usaha, guna mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Program Eco-Dropbox menjadi salah satu wujudnya,” tutup Dwi Satriyo. (san)