Anti-Vaksin Hasut Masyarakat, Epidemiolog Singgung Ikhtiar Vaksinasi

Jakarta | Lampumerah.id – Epidemiolog dari Universitas Indonesia mengkritik para anti-vaksin yang memberikan hasutan kepada masyarakat untuk tidak menerima vaksinasi.

Vaksinasi menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menekan penularan Covid-19.

Meskipun telah divaksinasi, para penerima masih memiliki risiko tertular Covid-19 jika tidak mematuhi protokol kesehatan.

Dalam melaksanakan program vaksinasi, ada sejumlah permasalahan yang harus dihadapi oleh pemerintah, salah satunya adalah masyarakat yang anti-vaksin.

Para anti-vakisn tersebut terkadang menghasut masyarakat lainnya untuk tidak menerima vaksin yang menjadi program pemerintah dalam menekan penularan Covid-19.

Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter milik Pandu Riono, ia menanggapi hasutan yang dilakukan para anti-vaksin.

Para penentang vaksinasi, tidak perlu mempengaruhi orang lain agar mengikuti jejaknya,” kata Pandu Riono.

Selain itu, para penghasut yang merupakan anti-vaksin justru seringkali merupakan orang-orang non medis yang memberikan penjelasan tanpa adanya penelitian ilmiah atau kurangnya informasi yang disampaikan.

Vaksinasi itu ikhtiar manusia berbasis ilmu-pengetahuan yg terbukti mengurangi risiko kena penyakit Covid19 Berat dan Meninggal. Vaksinasi jauh lebih dibandingkan membiarkan orang terinfeksi,” ujar Pandu Riono.

Pada 8 Oktober 2021, vaksinasi dosis pertama yang dilakukan pemerintah mencapai 98.382.941 orang.

Sementara itu, untuk vaksinasi dosis kedua saat ini ada sebanyak 56.267.095 orang.

Penerima tersebut untuk semua kategori dari masyarakat umum, lansia, remaja, hingga tenaga kesehatan dengan total sasaran 208.265.720.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *