GRESIK | lampumeeah.id – Untuk ketiga, kalinya, Petrokimia Gresik mempertahankan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan ( Proper) Emas, penghargaan tertinggi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, usai menerima penghargaan Proper Emas yang diserahkan Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin di Jakarta baru-baru ini,
mengatakan salah satu program andalan yang mendukung perusahaan memperoleh Proper Emas, adalah Community Development (Comdev) Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi (Literasi) di Desa Sumbersari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Program yang bertransformasi menjadi Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) ini, terbukti tidak hanya membawa kesejahteraan anggota dan berdampak positif bagi pelestarian lingkungan, tapi juga mampu memberikan manfaat dan menginspirasi stakeholder pertanian maupun peternakan.
Program pendampingan peternak sapi di Sumbersari ini, sudah dilakukan mulai tahun 2018.
“Sejak awal difokuskan pada peningkatan kapasitas pengelolaan ternak, penciptaan produk olahan limbah ternak, pengembangan usaha kelompok, serta penguatan manajemen kelompok. Kini terus berkembang menjadi pusat pembelajaran,” ujar Dwi Satriyo.
Selain itu, tambah Dwi Satriyo, Petrokimia Gresik juga memiliki sejumlah program untuk mewujudkan industri hijau. Antara lain melakukan efisiensi energi dengan sejumlah inovasi di pabrik, dan pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan yang dipersyaratkan Pemerintah.
Juga melakukan penghematan konsumsi air seperti pemanfaatan Neutralized Water Effluent Treatment I untuk Pabrik AlF3, Purified Gypsum I dan II.
Dalam menjalankan proses bisnis, tambah Dwi, Perusahaan selalu berupaya untuk mengurangi dampak ke lingkungan, melalui program-program eco inovasi berdasarkan siklus LCA (Life-Cycle Assessment) dengan scope cradle to grave yaitu Pemasangan Cone Strainer untuk efisiensi energi, Perubahan Sistem Drift Eliminator untuk penghematan air dan Program Recovery Emisi Ammonia untuk penurunan beban emisi.
“Program eco inovasi tersebut dapat mengurangi dampak water footprint, eutrofikasi, hujan asam dan cumulative energy demand. Melalui penerapan prinsip sirkular ekonomi, aktifitas inovasi tersebut menghasilkan penghematan hingga Rp 314,6 miliar.” ujar Dwi Satriyo. (san)