Sidoarjo l Lampumerah.id – Pukulan telak bagi dunia Usaha di Indonesia, khusus pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah) dikala pandemi.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) bersama Akumindo (Asosiasi UMKM Indonesia) tercatat angka usaha yang gulung tikar cukup signifikan di tengah pandemi. Yakni ada 30 juta UMKM yang gulung tikar.
Berkaca pada data tersebut, 80 pelaku usaha ikan asap di Desa Penatar Sewu, Kec. Tanggulangin, Sidoarjo, sangat bersyukur. Lantaran disaat semua usaha kecil mengalami kolaps, tapi usaha ikan asap tersebut tetap eksis. Bahkan bisa membuka lapangan kerja baru.
Kades Penatar Sewu, Kholiq menceritakan usaha ikan asap di Penatar Sewu ini, sejak dari dulu sudah ada dan tidak ada perkembangan sama sekali. Baru sekitar tahun 2017, ikan asap Penatar Sewu dikenal masyarakat luas. Karena masyarakat Penatar Sewu berusaha memasarkan keluar daerah diantara Surabaya, Pasuruan dan Mojokerto.
“Semua pasar tradisional pasti ada penjual ikan asap asal Penatar Sewu,” terangnya.
Keberhasilan 80 pelaku usaha ikan asap di Desa Penatar Sewu tersebut, tak lepas dari peran serta dan dukungan PT. Pertamina Gas, melalui bantuan CSR yang terus berkesinambungan. Bantuan tersebut mulai dari penataan rumah pengasapan, pembinaan teknis pengolahan atau pengasapan, bantuan sarana hingga teknik pemasaran. Ada beberapa jenis ikan asap diantara mujair, lele, bandeng, udang vaname dan kepiting. Dan semua teknik pengasapan dan pengemasan lain-lain.
“Pihak Pertagas terus menerus melakukan pembinaan, seperti teknik pengasapan dan cara pengemasan atau packaging. Dulu satu tempat usaha hanya produksi satu kwintal, tapi sekarang bisa produksi 2 sampai 3 kwintal. Kalau ditotal semua kebutuhan dalam satu hari di Penatar Sewu ini sampai 15 ton ikan,” paparnya.
Dengan adanya pembinaan dari Pertagas yang berkesinambungan tersebut. Usaha yang menjadi ikon Desa Penatar Sewu itu, tak terdampak oleh badai pandemi.
“Alhamdulillah usaha warga kami tetap eksis, meskipun dimasa pandemi,” ungkap Kholiq.
Tak hanya bisa bertahan dimasa pandemi, usaha ikan asap Penatar Sewu itu juga mampu menyerap tenaga kerja di Desa Penatar Sewu. Mulai penyuplai batok kelapa untuk bahan bakar, dan puluhan warga yang berusaha mencari bahan baku ikan, yang nantinya dijual ke tempat usaha pengasapan. Serta penjual ikan asap ke pasar-pasar.
“Ada sekitar 40 warga kami, yang biasa keliling membeli ikan di tambak yang sedang panen,” terangnya.
Limbah dari usaha ikan asap ini juga mampu menciptakan lapangan kerja lain. Seperti sisik ikan dan jeroan atau organ dalam ikan yang dulu dibuang ke sungai, sekarang dimanfaatkan oleh pembudidaya ikan.
“Itu semua karena pembinaan Pertagas yang tak pernah putus asa,” ujarnya.
Sementara itu Tedi Abadi Yanto, Head Of External Relation East Region PT Pertagas, sebagai pihak pemberi bantuan CSR ( corporate social responsibility) di Desa Penatar Sewu mengungkapkan bahwa ke depan pihaknya akan berupaya melakukan pembinaan kepada para pengusaha ikan asap. Agar ikan asap bisa dipasarkan di minimarket. Sekaligus dipasarkan lewat online.
“Target kami ke depan, ikan asap ini bisa dipasarkan di minimarket dan pasar online,” harapnya.