Kuota PPDB Jalur Prestasi 30 Persen untuk Pelajar Surabaya dan Penghafal Al-Quran

Surabaya|Lampumerah.id – Wakil Wali Kota Surabaya Armuji bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan jajaran menuntaskan koordinasi untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP di ruang rapat Wali Kota Surabaya, Kamis (20/5/2021). Hasilnya, para pelajar Surabaya yang hafal kitab suci, bisa mendaftar PPDB melalui jalur prestasi yang terdapat kuota 30 persen.

Cak Ji-sapaan akrabnya memastikan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah siap menyambut PPDB tahun 2021 ini. “Saat ini, PPDB untuk SMP sudah memasuki tahap validasi data pelajar,” kata Cak Ji.

Selama proses PPDB, pihak Dispendik juga menyediakan beberapa layanan, seperti Dispendik sudah menyediakan sebanyak 20 nomor telpon yang bisa dihubungi melalui chat WhatsApp. Bahkan, di kantor Dispendik Surabaya juga sudah disediakan layanan konsultasi, tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Semua keluhan atau kendala saat mendaftar, bisa langsung menghubungi 20 nomor tersebut. Mereka siap melayani dengan cekatan, bahkan layanannya ditutup sampai pukul 21.00 WIB,” tegasnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo menjelaskan bahwa pada PPDB tahun ini, ada dua perubahan mendasar dibanding dengan PPDB tahun lalu. Pertama, untuk tahun ini tidak ada lagi penerimaan siswa yang menggunakan surat keterangan domisili, sehingga harus sesuai dengan Kartu Keluarga (KK) masing-masing.

“Hal ini berdasarkan peraturan menteri, sehingga kami juga menindaklanjuti dalam Perwali. Jadi, tidak boleh lagi menggunakan surat domisili,” kata Supomo.

Kedua, penerimaan PPDB melalui jalur prestasi, tahun ini kategorinya ditambah. Sebelumnya, jalur prestasi itu hanya khusus siswa yang memiliki nilai rapor tinggi dan juga juara perlombaan.

Namun, tahun ini ditambah dengan siswa yang hafal kitab suci. “Tidak hanya berlaku bagi hafidz atau hafal Al-Quran. Tapi, bagi siswa yang hafal kitab suci pada semua agama. Jadi, kami memberikan apresiasi bagi siswa yang hafal kitab suci untuk semua agama,” ujar mantan Kadinsos Surabaya ini.

Sedangkan untuk pendaftarannya, sama seperti jalur prestasi lainnya. Siswa melampirkan capaian prestasi. Setelah itu, tim ahli melakukan penilaian yang berbeda dengan sebelumnya.

“Mereka akan diuji kemampuannya bahwa mereka memang betul hafal kitab suci agama mereka,” tegasnya.

Di samping itu, Supomo juga menjelaskan tentang jalur prestasi dari kategori Nilai Rapor Sekolah (NRS). Ia memastikan tidak hanya bergantung pada satu nilai rapor dalam satu semester. Namun, berisi pengolahan nilai-nilai rapor sekolah yang didapatkan siswa. “Untuk NRS ini tidak ada perbedaan dari tahun sebelumnya. Siswa yang memiliki prestasi tinggi di bidang akademik, seperti sering juara kelas, bisa mengikuti jalur itu. Satu siswa bebas memilih dua sekolah di luar zonasi atau di dalam zonasi,” ujarnya.

Sedangkan cara pendaftarannya bisa melalui online. Nilai rapor diupload, kemudian tim PPDB akan melakukan pemeringkatan melihat capaian nilai siswa itu.

“Nah, kalau NRS ada siswa satu dan yang lain sama, proses kembali berjalan. Panitia akan membandingkan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Siapa yang memiliki nilai lebih tinggi mendapatkan prioritas utama,” imbuhnya.

Jika masih sama, panitia melihat nilai mata pelajaran Matematika. Ketika masih didapatkan persamaan, nilai pelajaran IPA yang ditelaah.

Selain penghafal kitab suci dan NRS, jalur prestasi juga bisa melalui prestasi perlombaan atau pertandingan, baik perlombaan akademik maupun pertandingan non akademik. Siswa bisa memilih dua sekolah.

Bagi yang hendak mendaftar, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi. Pertama yaitu batas waktu capaian prestasi perlombaan yang diraih. Minimal enam bulan, dan paling lama 3 tahun sejak pendaftaran PPDB. Prestasi yang diraih yaitu tingkat international, nasional, provinsi, serta kabupaten/kota.

Supomo juga memastikan bahwa untuk kuota jalur prestasi yang melalui prestasi penghafal kitab suci, prestasi NRS, dan prestasi perlombaan atau pertandingan, sudah ditetapkan sebanyak 30 persen atau sama dengan tahun lalu.

“Prestasi merupakan bentuk perjuangan pelajar, dan tidak mudah menjadi juara. Nah, ini bentuk penghargaan kami kepada kerja keras mereka,” pungkasnya. (Phk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *