GRESIK | lampumerah.id – Menurut catatan sejarah, Ima’an termasuk salah satu desa yang berumur tua di wilayah Kecamatan Dukun. Karena memiliki banyak warisan nilai-nilai luhur, budi pekerti dan berbagai pedoman hidup dalam menjalani kehidupan.
Menurut Kepala Desa Ima’an H. Abdul Rohim, S.Ag, meski masih harus ditelusuri silsilahnya, setidaknya ada 6 leluhur yang diyakini cikal bakal lahirnya Desa Ima’an.
Mereka Buyut Joko Sunaryo (keponakan Kanjeng Sunan Kalijaga, Raden Mas Bagus Harun (santri Kanjeng Sunan Giri), Embah Jangkung (keturunan bangsawan), Ratu Roro Rosari (istri Embah Jangkung), Kiai Bosyamya dan Ki Ageng Sumber.
“Alhamdulillah, kami bersyukur memiliki leluhur desa yang mewariskan nilai-nilai luhur, budi pekerti dan berbagai pedoman hidup dalam menjalani kehidupan hingga saat ini. Berkat perjuangan leluhur yang telah babad alas inilah, kemudian bisa lahir sebuah desa bernama Ima’an,” ungkap Kades H Abdul Rohim.
Kades Ima’an ini menuturkan, dari enam leluhur tersebut salah satu diantaranya makamnya berada di pemakaman Islam Desa Ima’an, tepatnya di belakang Balai Desa Ima’an.
Sebuah makam yang dilengkapi Cungkup itu, diyakini Makam Buyut Joko Sunaryo, keponakan Kanjeng Sunan Kalijaga yang turut Syiar Islam di wilayah Pantura, termasuk di Desa Ima’an.
Sementara lima leluhur lainnya, diyakini dimakamkan di kompleks pemakaman Islam yang satunya.
Ke lima makam leluhur itu, di bawah naungan atap genteng yang telah direnovasi diberi batu nisan dari kayu kati, yang masing-masing diberi nama Raden Mas Bagus Harun, Embah Jangkung, Raden Roro Rosari, Kiai Bosyamya dan Ki Ageng Sumber.
“Kami terus berikhtiar menghormati para leluhur dengan merawat makam serta mendoakannya. Bahkan, kami juga menggagas menjadi Wisata Religi, seperti Kawasan Makam Kanjeng Sunan Giri, Maulana Malik Ibrahim, maupun Bukit Surowiti,” ujar Kepala Desa Ima’an H. Abdul Rohim, S.Ag. (san)