Kader PSI Desak TPA Bantar Gebang Terapkan Sanitary Landfill

Bekasi l lampumerah.id – Masalah sampah menjadi momok utama penyebab masalah lingkungan. Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kevin Ibrahim Suryo mengkritisi kebijakan DLH pemerintah Kota Bekasi dalam manajemen pengolahan sampah di penampungan akhir.

Metode Open Dumping yang saat ini diterapkan di penampungan TPA Bantar Gebang sudah saatnya diganti dengan metode sanitari landfill yang lebih efektif dan bernilai ekonomis.

“Karena Metode Open Dumping yang saat ini digunakani hanya terjadi penumpukan sampah begitu saja sehingga menghasilkan masalah lingkungan. Seperti bau menyengat, pencemaran air di tanah sekitar, hingga berbagai penyakit yang dapat terjadi,” terang Kevin kepada lampumerah.id, Senin, (6/11/23)

Disayangkan masih banyak TPA yang menggunakan metode open damping dan metode landfill saja, terutama di kota-kota kecil.
Metode landfill yang artinya metode mengelola sampah dengan membuang sampah di tempat yang lebih rendah atau di dalam tanah hanya akan menghasilkan masalah.

“Sudah saatnya pemerintah membangun sanitary landfill sebagai metode paling baik di tempat pembuangan sampah,’ tambah Kevin.

Metode ini, lanjut Kevin, diartikan sebagai metode dengan menyiapkan tanah lempung sebagai lapisan agar air sampah atau yang dikenal dengan air lindi tidak terserap secara langsung ke dalam tanah. Sehingga tidak menimbulkan polusi tanah.

“Permukaan dasar dari metode sanitary landfill juga dilengkapi dengan pipa air lindi dan pipa gas metana yang berfungsi untuk mengumpulkan air lindi dan gas metana yang dihasilkan dari sampah yang ditimbun. Sehingga lebih efektif dan menguntungkan,” jelas Kevin.

Sebagai contoh, TPA Talang Gulo di Kota Jambi yang semula menggunakan metode open dumping, namun pada 2018 pemerintah setempat membangun metode sanitary landfill dengan tujuan mengurangi serta mencegah dampak pencemaran yang dapat ditimbulkan

“Sistem ini terbukti menghasilkan sampah menjadi sesuatu yang lebih produktif yaitu kompos sebanyak 15 ton per hari. Selain itu, sistem ini mampu memilah antara sampah organik sebanyak 35 ton/hari serta mengolah air lindi sebanyak 250 m3/hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *