Jember l Lampumerah.id – Kunjungan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin, ke daerah tapal kuda Jawa Timur. Adalah untuk mencari solusi cara memberantas paham radikalisme dari NKRI.
Untuk itu AS sowan ke Kyai sepuh pengasuh pondok pesantren Nurul Qarnain Desa Baletbaru, Sukowono, Jember, yakni KH. Yazid Karimullah.
Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mengatakan selain melakukan sowan atau silaturahmi ke Kyai sepuh. Ia juga membahas cara memberantas paham radikalisme dari Bumi Pertiwi ini. Kenapa paham radikalisme harus di berantas dari Indonesia. Karena kelompok Islam radikal itu, cara pandangnya sangat berbeda. Dengan apa yang ditampilkan oleh muslim Indonesia, pada umumnya, yang dikenal toleran, ramah dan akomodatif terhadap budaya dan tradisi.
“Kalau mau hidup damai, kita harus bisa introspeksi diri, jangan saling curiga, iri dan dengki. Kita harus bisa menerima dan menghormati keberagaman yang ada di Negara ini,” katanya, Rabu (07/04/21).
Senada dengan Pengasuh pondok pesantren Nurul Qarnain KH. Yazid Karimullah memaparkan bahwa kemerdekaan Negara Indonesia tak lepas dari andil besar dari para Kyai. Jadi untuk menjaga NKRI dari paham radikalisme, kita harus menggunakan jurus ampuh warisan para Kyai atau Ulama pendahulu kita. Yakni ajaran Ahlussunah Wak Jamaah.
“Kita tekankan ajaran Ahlussunah Wal Jamaah atau yang biasa disingkat Aswaja, Insyaallah Indonesia aman dan tenteram,” terangnya.
Pendidikan Aswaja mampu menjadi benteng dari pengaruh paham Islam radikal, terutama pada kalangan pelajar. Hal ini karena pendidikan Aswaja memuat tiga nilai luhur di dalamnya.
Diantaranya Tawasuth ( tengah-tengah, tidak terlalu keras dan tidak terlalu bebas). Kedua nilai Tawazun (sikap menyeimbangkan segala aspek dalam kehidupan, tidak condong kepada salah satu perkara saja). Dan yang ketiga Tasamuh (sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran Islam).
“Mulai kelas 3, para santri sudah kita ajarkan Aswaja,” Ungkapnya.
Dengan menanamkan nilai-nilai Aswaja sejak dini tersebut. Diharapkan para santri bisa membentuk pribadi yang berkarakter inklusif dan menjunjung tinggi toleransi.
“Bisa menghormati semua keberagaman yang ada di Negara ini,” pungkasnya.