GRESIK | lampumerah.id – Manajemen Petrokimia Gresik mengabarkan, kalau akan membangun pabrik soda ash, yang merupakan pabrik soda ash pertama di Indonesia.
“Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 ton dan memanfaatkan 174.000 ton CO2 sebagai bahan baku,” ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo.saat menjadi pembicara dalam acara “Pavilion Indonesia Talks Session” COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), baru-baru ini.
Dwi Satriyo menjelaskan, pembangunan pabrik soda ash ini guna mengoptimalkan pemanfaatan produk samping (Amoniak) menjadi produk yang memiliki added value, atau nilai tambah
Pabrik yang akan dibangun itu, juga untuk mengurangi CO2 yang merupakan hasil samping dari Pabrik Amoniak PG sebesar 174 ribu ton yang sudah beroperasi.
“Soda ash merupakan komoditas yang permintaannya sangat tinggi. Tercatat per tahun mencapai sekitar 1 juta ton dan saat ini masih sepenuhnya diimpor.,” ujar Dwi Satriyo.
Bagi Petrokimia Gresik, adanya pabrik soda ash diharapkan bisa memberi kontribusi revenue USD 87 juta setiap tahunnya. Selain itu, produk sampingnya berupa alumunium klorida (NH4CL) dapat digunakan sebagai bahan baku NPK, sehingga kebutuhan ZA untuk bahan baku dapat berkurang sebesar 364 ribu ton setiap tahunnya.
“Kalau pabrik soda ash beroperasi kita tidak perlu lagi mengimpor ZA,” ujar Dirut Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo. (san)
