Jakarta |lampumerah.id
10 kontener Import Beras Pecah asal Kamboja ternyata isinya beras utuh 100% yang di duga adalah adanya perbedaan dokumen resmi yang di keluarkan Bea Cukai hal ini di benar kan oleh pihak penanggung jawab Karantina Tumbuhan Terminal MCT 1″ Ruthy Riris.
“Ya kiriman Beras Pecah 100% asal Kamboja seperti di dokumen nya ternyata pas kami periksa ternyata bukan beras pecah,melainkan beras utus.Biasanya itu beras pecah jenis nya 1 butir beras bisa jadi 10 pecahan bahkan beras jenis yang biasa dikirim oleh pihak PI oleh PT Lumbung Pangan itu memang specialis pengiriman beras pecah dari berbagai Negara yang akan di olah lagi menjadi tepung.”papar nya pada awak media di Terminal MCT 1,(30/12/2021).
“Melihat hal ini kami langsung lapor ke atasan keesokkan hari nya di bawa kembali 2 kontener untuk di kembalikan ke pihak media pengirim,kami ambil pengambilan contoh desempling beras yang sama dari bagian depan,belakang dan tengah, dari 10 kontener ini isi nya semua sama bukan beras pecah,kemungkinan beras jenis nya beras premium karena setelah beberapa kali begitu di buka komoditasnya memang bukan beras bagus tidak sesuai dengan dokumen yang kami terima dan faktanya,pihak Bea Cukai sendiri ikut memeriksa ini ada stiker putihkan dari kepabeanan ya kami sudah melakukan respon pelokan dari media pembawa untuk selanjutnya kami telah melakukan pelaporan ke P2 Bea Cukai mereka akan respon setelah turun surat resmi dari balai karantina.”terangnya.
“Surat perintah penarikan media pembawa itu hanya bisa 2 kontener saja dari 10 kontener, nah karna pemilik barang kurang merespon untuk menarik 8 lagi akhirnya kami berinisiatif berkomunikasi dengan Bea Cukai untuk menarik 8 kontener UK 20 Fit,dengan volume 250 Ton.”lanjut nya.
Akibat dari dokumen pengiriman beras yang bermasalah ini Negara di rugikan senilai Rp 1.976.897.000.