GRESIK | lampumerah.id – Sekilas, bangunan Masjid Al Fath ini tampak biasa saja, seperti bangunan masjid pada umumnya. Mungkin inilah satu satunya tempa ibadah di Gresik, yang dibangun dengan teknologi kekinian namun ramah lingkungan dalam balutan warna putih, abu abu dan coklat.
Selain desain bangunan, pemilihan bahan materialnya sangat istimewa arena memanfaatkan limbah padat sisa pembakaran batu bara dari pembangkit tenaga listrik yaitu Fy Ash & Bottom Ash (FABA).
“Penggunaan FABA selain mengurangi penggunaan semen, juga karena ramah terhadap lingkungan,” ujar Ketua Koperasi Konsumen Karyawan Keluarga Besar Petrokimia Gresik (K3PG) Awang Djohan Bachtiar.
Awang menjelaskan, dipilihnya FABA sebagai material utama pembangunan Masjid Al Fath sebagai langkah mengurangi emisi karbon.
“Dengan memanfaatkan 541,89 ton FABA sama artinya mengurangi emisi sebesar 149,019 ton karbon dioksida (CO2),” kata Awang.
Selain FABA, konsep masjid didesain terbuka, sehingga tidak memerlukan AC sebagai penyejuk ruangan. Konsep green building ini, menjadikan Masjid Al-Fath semakin hemat energi.
Sementara sisi kekuatan, tambah Awang, dari hasil uji tes yang telah dilakukan pada beton bangunan menggunakan metode hammer antara K175 hingga K250, dipastikan sudah sesuai dengan standar mutu.
Untuk menopang struktur bangunan masjid, dipasang 46 paku bumi dimana setiap paku bumi memiliki kekuatan dapat menopang struktur bangunan hingga 50 ton.
“Untuk melindungi masjid dari serangan rayap, kami mengaplikasi insektisida ramah lingkungan Fipros 55 SC, bekerjasama dengan PT Petrosida Gresik,” ucap Awang. (san)