Lamer | Jakarta – Heboh Muslim Uighur kini mengendur. Semula, diisukan Muslim Uighur ditekan, disiksa, bahkan dibantai pemerintah China. Sudah terbukti hoaks alias bohong.
Banyak testimoni warga Indonesia yang datang langsung ke Uighur di wilayah China. Melihat langsung kehidupan mereka. Terbukti, bahwa isu Uighur ditekan, disiksa, dibantai, tidak benar.
Yang ada malah, orang Uighur dinilai pemerintah China sebagai teroris. Intoleran. Memusuhi, bahkan membunuh orang yang tidak sekeyakinan dengan mereka. Pemerintah China melakukan deradikalisasi terhadap mereka.
Sikap pemerintah Indonesia terhadap isu Muslim Uighur, juga sudah jelas. Tidak ikut campur urusan dalam negeri pemerintah China.
Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tak akan mencampuri masalah kekerasan pemerintah China terhadap muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China.
Menko Polhukam Mahfud Md menjelaskan maksud pernyataan tersebut:
“Pak Moeldoko bilang kita tak ikut campur, saya bilang juga tak ikut campur, tapi kita diplomasi lunak. Diplomasi lunak itu artinya bicara apa, tidak langsung ikut campur,” kata Mahfud usai menghadiri open house di kediaman Menkominfo, Johnny G Plate, Jalan Bango I, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Rabu (25/12/2019).
Mahfud menjelaskan, diplomasi lunak itu bukan berarti RI tak melakukan apa-apa.
Pemerintah tetap melakukan langkah-langkah seperti memanggil Duta Besar China untuk membahas masalah tersebut.
“Kalau ikut campur kan langsung berhadapan. Ini tak ikut campur ya. Kita lunak saja seperti saya panggil dubesnya (China untuk RI). Gimana, oke Indonesia tak akan intervensi. Sama persis kok kalimat saya dengan Pak Moeldoko,” ucapnya.
Moeldoko sebelumnya mengatakan pemerintah RI tak ikut campur dalam masalah Uighur karena tiap negara memiliki kedaulatan.
Dia mengatakan hal itu juga sudah menjadi standar hubungan internasional.
“Jadi pemerintah RI tidak ikut campur dalam urusan negara China mengatur dalam negeri. Itu prinsip-prinsip dalam standar hubungan internasional,” kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (23/12). (*)