Kiprah Azrul Ananda Mengantarkan Persebaya Surabaya

Surabaya | Lampumerah.id – Perjalanan Azrul Ananda sebagai Presiden Klub Persebaya Surabaya menuju akhir. Pernyataan Azrul mundur dari CEO Klub sepakbola berlambang Bajul Ijo tersebut, setelah musim ini berakhir.

Azrul menjabat sebagai Presiden Klub kebanggaan Arek Suroboyo sejak 2017, setelah Persebaya kembali menjadi anggota PSSI pada 8 Februari. Sebelumnya Persebaya sempat tak diakui PSSI lantaran ikut tampil di Liga Primer Indonesia.

Setelah Kembali menjadi anggota PSSI, saham mayoritas Persebaya 70 persen diakuisisi PT Jawa Pos Sportainment. Kemudian melalui RUPS, Azrul, didapuk sebagai Direktur Utama (CEO). Sebagai Presiden Klub, Azrul bergerak cepat. Tuntutan Persebaya wajib kembali ke kasta tertinggi sangat realistis, karena PSSI mendegradasi Persebaya harus tampil dari Liga 2.

Meski dengan persiapan minim, Persebaya akhirnya bisa menjadi kampiun. Pada partai final, Persebaya yang saat itu di coaching Angel Alfredo Vera mampu mengalahkan PSMS dengan skor 3-2 melalui perpanjangan waktu 2 x 15 menit. Etlis, Persebaya membukukan 16 kemenangan, 7 kali imbang, dan dua kali kalah dari 25 pertandingan. Keberhasilan ini membawa nama Azrul Ananda melambung.

Selanjutnya, Persebaya mulai tampil di kasta tertinggi musim 2018. Dengan segala keterbatasan, Azrul mematok target realistis. Persebaya sebagai tim promosi agar bisa masuk papan tengah atas. Hasilnya Persebaya menempati peringkat kelima. Sebuah pencapaian luar biasa. Mengingat hanya dalam satu musim tim yang ditangani Alfredo Vera dan kemudian dilanjutkan Bejo Sugiantoro itu mencatatkan kemenangan 14 kali, imbang 10 kali, dan kalah 12 kali.

Musim berikutnya Persebaya mematok target masuk lima besar. Progressnya Persebaya  menjadi runner up kompetisi. Dari 34 pertandingan musim 2019, Persebaya meraih 14 kemenangan, 12 kali imbang, dan 8 kali kalah. Hanya saja Persebaya tak bisa tampil di Piala AFC karena satu tiket kontinental menjadi milik juara Piala Indonesia.

Ditangan Azrul, performa Persebaya terus meningkat. Keuangan klub semakain mapan. Mantan pemred Jawa Pos yang juga Putra Sulung Dahlan Iskan ini  berani mencetuskan target Persebaya meraih gelar juara musim 2020. Namun pandemi Covid-19 mendera. Membuat keuangan Persebaya menjadi oleng, sebab Persebaya tetap komitmen menggaji pemain.

Kendati demikian Azrul tak menyerah. Saat Liga 1 2021/2022 digelar dengan sistem gelembung, Persebaya mencoba bangkit. Hasilnya tim yang kemudian diarsiteki Aji Santoso tersebut masuk lima besar. Namun, menatap Liga 1 musim 2022/2023, Persebaya Surabaya tak sementereng sebelum Pandemi. Faktor keuangan klub benar-benar membuat sulit sejak dihantam pandemi.

Dalam berbagai kesempatan, Azrul menyatakan Persebaya rugi hingga puluhan miliar. Situasi ini membuat Persebaya tidak ada pilihan. Harus ketatkan ikat pinggang terkait urusan belanja pemain jelang Liga 1 2022/2023. Sejumlah pemain inti tak bisa dipertahankan. Samsul Arif, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, Arif Satria, Ady Setiawan, Reva Adi, dan Oktafianus Fernando pun harus hengkang dari Persebaya.

Dua pemain impor, Alie Sesay dan Taisei Marukawa  juga hengkang membuat Aji Santoso harus ekstra kerja keras menyusun Kembali kekuatan squad Bajul Ijo. Merasa tidak ada pilihan, sejumlah pemain muda dicoba menjadi pilar utama. Situasi ini membuat performa Persebaya tidak optimal. Dalam turnamen pramusim Piala Presiden 2022 Persebaya tak membukukan satu pun kemenangan. Persebaya hanya sekali imbang dan selebihnya kalah. Lima laga awal Persebaya di Liga 1 2022/2023 pun mengecewakan. Rizki Ridho dan kawan-kawan hanya sekali menang, tiga kali kalah, dan sekali imbang. Terakhir, dalam tiga laga beruntun Persebaya Kembali kalah. Kekalahan beruntun ini membuat Bonek, suporter Persebaya ngamuk. Mereka melampiaskan kekecewaan dengan merangsek ke lapangan Stadion Gelora Delta Sidoarjo dan merusak sejumlah fasilitas.

Kurang 24 jam dari peristiwa tersebut Azrul secara resmi menyatakan mengundurkan diri dari jabatan CEO atau Presiden Klub. Surat pengunduran akan segera dikirim dan ia memastikan proses transisi hingga akhir musim ini.

Kerusuhan yang dibuat Bonek dengan tuntutan manajer tim mundur, juga Aji mundur, tak bisa diterima Azrul. Menurunnya performa, kata Azrul, tak lain karena kesalahannya sebagai orang nomor satu klub. Dalam pandangan Azrul, yang disampaikan dalam jumpa pers pengunduran diri, situasi di Persebaya dan klub eks-Perserikatan saat ini seperti lingkaran setan. Suporter menekan klub dengan tidak realistis.

Posisi Persebaya yang sedang mencoba bangkit dengan skuad muda, setelah mengalami kerugian besar, tak bisa dipahami suporter. Mereka inginnya menangan dan juara tanpa mengetahui situasi dan kondisi klub. Azrul telah menyatakan mundur dan tak mungkin menarik ludahnya. Kiprah Azrul selama lima tahun bersama Persebaya harus berakhir.

Lima tahun menjadi Presiden Klub Persebaya, Azrul setidaknya telah mempersembahkan 47 kemenangan di berbagai kompetisi resmi. Meski bukan capaian istimewa, tetapi Azrul telah mengantarkan Persebaya Kembali sebagai klub elit di liga 1.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *