Lontong: Dana Banjir Dikurangi, Untuk Apa?

Lamer | Jakarta – Apa kaitan dana banjir dengan lem? Ada kaitannya di lawakan Cak Lontong di acara Malam Budaya PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (12/1/2020) malam.

Di acara itu, Cak Lontong melawak bersama Marwoto dan Akbar.

Meskipun Cak Lontong tidak menyebutkan secara detil, tapi asosiasi ribuan penonton, tadi malam itu langsung mengarah ke kebijakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Sebab, dana banjir (DKI Jakarta) dan lem (Aibon yang dianggarkan Rp 83 miliar) begitu populer bagi warga Jakarta sekarang.

Bahkan, kritikan Cak Lontong terhadap Anies Baswedan, tergolong sangat tajam. Sebab, ada kata-kata Cak Lontong: “Nggak bisa kerja.” Juga kata: “Nggak kerja apa-apa.”

Dalam lawakannya, Cak Lontong menyinggung soal banjir.

“Dana banjir saya kurangi, memang. Kamu tahu untuk apa,” tanya Cak Lontong ke Akbar dan Marwoto yang membuat para penonton langsung tertawa.

Marwoto lantas menimpali Cak Lontong.

“Enggak tau,” jawabnya.

Kemudian dijawab langsung oleh Cak Lontong. “Beli lem,” kata Cak Lontong.

Itu kontan, membuat riuh suasana. Asosiasi penonton ke anggaran lem Aibon.

Cak Lontong lantas mengatakan, bahwa bukan dirinya yang menyebabkan banjir.

Bahkan, dia menjelaskan soal beda antara naturalisasi dan normalisasi.

Cak Lontong menjelaskan ada persamaan antara kedua program tersebut.

Yang membuat akbar bertanya apa, dan langsung dijawabnya.

“Sasi. Ini yang harus tahu,” canda Cak Lontong.

Jawaban ini memancing Marwoto sedikit kesal lantaran Cak Lontong tak menjelaskan apa bedanya.

“Bedanya apa dong,” tanya Marwoto meninggi.

Cak Lontong langsung menjawab.

“Normalisasi, naturalisasi enggak tahu. Enggak ada yang tahu ini. Saya juga enggak tahu,” tukasnya yang membuat kembali penonton tertawa.

Marwoto lantas berbicara dengan Cak Lontong.

“Entah itu naturalisasi, normalisasi, administrasi, saya enggak tahu. Yang penting kerjakan,” perintah Marwoto ke Cak Lontong.

Mendengar itu, Cak Lontong lantas menjawab.

“Itu masalahnya. Kerjakan? Saya enggak bisa kerja. Jadi saya enggak bisa disalahkan, wong saya enggak kerja apa-apa,” tukasnya yang kemudian penonton bertepuk tangan dan tertawa.

Ganjar Bacakan Puisi

Di panggung yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membacakan puisi.

Ganjar Pranowo dan Politikus PDIP Aria Bima membacakan puisi “Aku Melihat Indonesia” karya Bung Karno.

Ganjar mengenakan seragam putih dengan celana bahan hitam dan di belakangnya sejumlah orang mengibarkan bendera merah putih.

Berikut puisi yang dibacakan Ganjar dan Aria Bima.

Jika aku berdiri di pantai Ngliyep
Aku mendengar lautan Indonesia bergelora
Membanting di pantai Ngeliyep itu
Aku mendengar lagu – sajak Indonesia

Jikalau aku melihat
Sawah menguning menghijau
Aku tidak melihat lagi
Batang padi menguning – menghijau
Aku melihat Indonesia

Jika aku melihat gunung-gungung
Gunung Merapi, gunung Semeru, gunung Merbabu
Gunung Tangkupan Prahu, gunung Klebet
Dan gunung-gunung yang lain
Aku melihat Indonesia

Jikalau aku mendengar pangkur palaran
Bukan lagi pangkur palaran yang kudengarkan
Aku mendengar Indonesia

Jika aku menghirup udara ini
Aku tidak lagi menghirup udara
Aku menghirup Indonesia

Jika aku melihat wajah anak-anak di desa-desa
Dengan mata yang bersinar-sinar
(berteriak) Merdeka! Merdeka!, Pak! Merdeka!

Aku bukan lagi melihat mata manusia
Aku melihat Indonesia!

Setelah itu, Butet Kartaredjasa mengambil kesimpulan dan mengaitkannya dengan tema Rakernas PDIP.

“Begitulah kita memaknai rempah dari sejarah. Kita harus terus perjuangkan kejayaan. Tidak bisa hanya berhenti di masa silam. Tidak bisa,” katanya.

Dilanjut: “Sebab kalau kita hanya berhenti di masa lalu, dininabobokkan di kejayaan masa lalu, di alam mimpi, sekarang harumnya rempah, aroma rempah menjadi inspirasi kita bersama, inspirasi untuk kebangkitan kejayaan kita,” ucap Butet.

“Sodara sodaraku… banteng banteng Indonesia… mari berdiri kita bernyanyi, kita menari untuk kejayaan Indonesia untuk hari ini dan kejayaan masa mendatang,” sambungnya disertai tepuk tangan meriah peserta Rakernas.

Sebagaimana diketahui, Rakernas telah dilakukan selama tiga hari sejak Jumat 10 Januari 2020 lalu.

Tema rakernas sendiri adalah ‘Solid Bergerak mewujudkan Indonesia negara industri berbasis riset dan inovasi nasional dengan sub tema jalur strategi rempah dalam lima prioritas industri nasional untuk mewujudkan Indonesia berdikari’. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *