Rembang | Lampumerah.id – Pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir 1,5 tahun berdampak terhadap anak-anak lulusan TK di Kabupaten Rembang. Banyak di antaranya belum bisa membaca dan menulis saat masuk ke SD.
Kondisi ini dikeluhkan guru karena menghambat proses pembelajaran. Apalagi pembelajaran tatap muka (PTM) kini masih dibatasi. Dampaknya, bimbingan belajar yang mengajari anak membaca kini kebanjiran murid.
Pemilik bimbingan belajar (Bimbel) Afada Learning Center (ALC) di Desa Pohlandak, Kecamatan Pancur, Rembang, Shofi mengakui fenomena banyaknya anak lulusan TK yang belum bisa baca tulis ketika masuk SD akibat pandemi.
Ia menganggap TK merupakan pintu gerbang anak-anak belajar membaca dan menulis. Ketika belajar tatap muka dihentikan, otomatis anak belajar di rumah. Di sisi lain, banyak orang tua harus bekerja dan apabila bisa mengarahkan anak-anak, waktunya terbatas.
“Anak-anak TK lama tidak masuk sekolah, padahal gerbang membaca dan menulis waktu TK,“ kata Shofi, Senin (30/8/2021).
Sedangkan saat ini, pelajaran di kelas I SD sudah menuntut anak-anak harus lancar membaca dan menulis karena materinya tergolong sulit.
“Yang bisa baca tulis saja terkadang kesulitan mengerjakan, apalagi yang belum bisa baca tulis,“ katanya.
Shofi menambahkan, dampak dari masalah tersebut bimbingan belajar miliknya kebanjiran calon murid. Bahkan ada yang masuk dalam daftar tunggu. Ia menerapkan cara membaca asyik, supaya anak-anak merasa senang dan nyaman.
“Jadi di sini bukan bagaimana cara cepat bisa membaca, melainkan cara asyik belajar membaca,” tutur Shofi.
Pembimbing membangkitkan semangat, sekaligus mengapresiasi anak-anak ketika berhasil membaca dan menulis.
“Ada permainannya, kemudian yang bisa dikasih bintang. Bintang berbentuk kertas warna-warni bertuliskan anak hebat, anak pintar, anak kreatif dan sebagainya. Jadi anak-anak merasa senang,” ucapnya.
Tidak hanya Kecamatan Pancur dan sekitarnya, siswa yang datang bahkan ada yang dari Kecamatan Sarang. Pembelajaran berlangsung seminggu tiga kali pertemuan. Pembelajaran dimulai pukul 13.00 WIB, dan sekali pertemuan berlangsung 30 menit.
“Biayanya Rp100.000 per bulan. Ahamdulillah selain bisa untuk mencerdaskan anak-anak, juga menambah pemasukan bagi teman-teman guru tidak tetap yang merangkap sebagai pembimbing di sini,” katanya.