Pasca Banjir Jakarta, 258 Titik Jalan Rusak

Lamer | Jakarta – Dampak banjir Jakarta, 258 titik jalan rusak. Itu hanya di Jakarta Pusat, belum wilayah Jakarta lainnya.

“Hingga awal tahun kemarin, setidaknya ada 258 titik. Tahu sendiri, aspal itu musuhnya air,” kata Kasudin Bina Marga Jakarta Pusat, Rakim Sastranegara, Selasa (28/1/2020).

Pihaknya mengaku sudah melakukan perbaikan dari ratusan titik yang ditemukan rusak tersebut.

Titik-titik jalan berlubang itu dilakukan tambal sulam, sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Selain itu, pihaknya juga melakukan pemantauan jalan yang sebelumnya terendam banjir.

Itu untuk berjaga-jaga jika jalan mengalami kerusakan tiba-tiba saat dilintasi pengguna jalan.

“Kita langsung lakukan perbaikan dengan menggunakan cold mix,” katanya.

Adapun titik-titik jalan rusak tersebut yaitu, 20 titik di Johar Baru, 63 titik di Kemayoran, 50 titik di Menteng, 28 titik di Sawah Besar, 54 Titik di Senen, 9 di Cempaka Putih dan wilayah lainnya 34 titik.

Petugas Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat tengah melakukan penambalan jalan rusak akibat hujan yang menguyur wilayah Jakarta, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya diberitakan, amblesnya Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang, yang berbatasan dengan Jakarta, membuat Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya kembali mendata ruas jalan rusak di wilayah hukumnya.

Sebab, jalan rusak di wilayah hukum Polda Metro Jaya dipredisi bertambah akibat dampak banjir atau genangan air yang terjadi di sejumlah ruas jalan di Jakarta dan sekitarnya, beberapa waktu lalu.

Hal itu dikatakan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Yusuf kepada wartawan, Senin (13/1/2020).

“Pendataan jalan rusak, datanya ada di Subdit Kamsel Ditlantas Polda Metro Jaya. Data terus kami update, terutama paska banjir kemarin,” kata Yusuf kepada wartawan, Senin (13/1/2020).

Pendataan intensif, kata Yusuf, dilakukan juga seiring peristiwa amblesnya Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang, yang berbatasan dengan Jakarta, pada Minggu (12/1/2020).

“Agar kita dapat mengantisipasinya sedini mungkin, jika terjadi di Jakarta,” kata Yusuf.

Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Kompol Fahri Siregar, mengatakan jalan ambles yang terjadi di Jalan Daan Mogot, masuk dalam wilayah hukum Polres Tangerang Kota.

Sehingga, katanya, itu tak termasuk dalam wilayah hukum Polda Metro Jaya.

“Namun, kita antisipasi agar hal itu tak terjadi di wilayah hukum kami” kata Fahri pada wartawan, Minggu malam.

Untuk itu, kata Fahri, pihaknya melakukan pendataan intensif atas jalan rusak yang ada di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Pendataan katanya dilakukan oleh jajaran Subdit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Ditlantas Polda Metro Jaya.

Sementara itu, sebelumnya diberitakan bahwa Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini Yusuf menyatakan, anggota satuan tugas (satgas) tengah memperbaiki turap Kali Sunter yang ambles sepanjang 37 meter di Jalan Sunter, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.

Perbaikan itu mulai dilakukan puluhan anggota satgas, sejak Kamis (9/1/2020).

“Satgas dari dinas dan sudin Jakarta Timur sudah turun untuk memperbaiki turap itu,” kata Juaini saat dihubungi wartawan pada Kamis (9/1/2020).

Juaini mengatakan, Sudin SDA Jakarta Timur telah memiliki cadangan sejumlah bahan material seperti batu, semen dan pasir di gudangnya.

Pengadaan material itu dilakukan pada 2019 lalu untuk menanggulangi bencana di aliran air dalam keadaan darurat.

“Pengadaannya itu di Sudin SDA Jaktim, mereka yang lebih tahu anggarannya tapi kemungkinan sekitar Rp 2 miliaran,” jelas Juaini.

Juaini mengatakan, sebetulnya perbaikan turap merupakan kewenangan Kementerian PUPR.

Namun, lembaganya turun tangan memperbaiki turap itu supaya kerusakannya tidak merembet ke bagian lain.

“Kami langsung perbaiki agar masyarakat sekitar tidak khawatir terhadap hujan deras yang mengguyur wilayah setempat,” katanya.

Diberitakan sebelum ini, Pemerintah Kota Tangerang Selatan melalui Dinas Pekerjaan Umum adalah memperbaiki 9 turap atau tanggul yang jebol pasca banjir melanda sejumlah titik tepat di Tahun Baru tanggal 1 Januari 2020.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel, Aries Kurniawan menjelaskan, untuk penanganan pertama yang dilakukan Dinas PU adalah terhadap turap yang jebol adalah dengan membersihkan puing dan melaksanakan pekerjaan infrastruktur.

“Tim PU sudah melakukan survey dan kami akan merencanakan gambar serta Rancangan Anggaran Biayanya,” ungkap Aries, Rabu (8/1/2020).

Aries mengatakan, untuk perbaikan turap yang jebol akan menggunakan anggaran murni 2020 dengan melakukan pergeseran anggaran pemeliharan untuk tanggap darurat pasca banjir.

Sedangkan untuk turap yang menjadi kewenangan pusat, pihak PU melakukan koordinasi.

“Untuk tanggul atau turap sungai yang jebol ada 9 titik. Terdiri dari 4 titik wewenang pusat (turap Villa Mutiara, Villa Pamulang, Graha Mas, dan Permata Pamulang).

Sejumlah lima titik kewenangan Pemkot (kampung bulak, maharta, nerada, pondok pucung, puri bintaro indah),” ucapnya.

Dalam fase tanggap darurat ini, PU memasang sandbag, cerucuk bambu dan bronjong pada tanggul atau turap yang jebol.

Serta berkoordinasi dengan pusat dalam hal ini BBWSCC terkait sungai besar (kali angke, cisadane dan pesanggrahan) yang menjadi wewenang pusat (balai besar wilayah sungai ciliwung cisadane).

“Untuk anggaran yang dibutuhkan sedang dihitung dan ini akan diprioritaskan pada tanggul serta turap sungai yang jebol,” kata Aries.

Sedangkan untuk normalisasi akan dilakukan pada DAS Kali Ciputat, Serua, Cantiga, dan Cibenda.

“Untuk sementara ini, normalisasi terkendala akses masuk alat berat.”

“Karena di sepanjang sungai sudah ada rumah-rumah warga atau penduduk,” ungkapnya.

Normalisasi dilakukan pada anggaran APBD 2020. Dan akan dilanjutkan pada APBD 2021. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *