GRESIK | lampumerah.id – Puluhan pejabat Pemkab Gresik mengikuti kegiatan sosialisasi UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) Adaptif Merdeka Bagi Pemangku Kepentingan, yang digagas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Balai Bahasa Propinsi Jatim, di Hotel Aston Gresik.
Kepala Balai Bahasa Jatim Dr Umi Kulsum S.S, M.Hum mengatakan, UKBI satu-satunya alat pengukur kemampuan berbahasa Indonesia.
Bahkan di sejumlah perguruan tinggi, UKBI jadi syarat untuk mendapatkan beasiswa unggulan. Juga syarat kelulusan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan jurusan Guru SD.
‘Kalau untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris namanya Toefl, nah untuk yang bahasa Indonesia namanya UKBI,” ujar Dr Umi.
Ditambahkan, UKBI diluncurkan pertamakali pada 29 Januari 2021 berbasis internet. Dengan mengikuti UKBI, diharapkan para pemangku kepentingan dalam berbahasa Indonesia tidak kalah hebat dibanding yang memiliki Toefl.
“Seharusnya selama di Indonesia, harusnya orang asing yang belajar bahasa Indonesia, bukan kita yang belajar bahasa mereka,” tegas Dr Umi.
Untuk itu, dalam rangka lebih mengenalkan UKBI, selama tahun 2024 pihaknya akan menggelar tes UKBI di enam kabupaten. Yaitu Kabupaten Lamongan, Pacitan, Tuban probolinggo, Gresik,Ndan Kabupaten Pasuruan.
“Untuk di Gresik, diikuti 60 peserta terdiri dari pejabat eselon II, camat, Kacabdin, Kemenag hingga sejumlah direktur BUMD,” tambahnya.
Sejak pertamakali diluncurkan tahun 2021, Jawa Timur telah menggelar beberapakali UKBI dan hasilnya sangat memuaskan, karena jumlah lulusannya selalu di atas target pemerintah.
‘Sejak ada UKBI hingga sekarang, jumlah lulusan dari Jatim selalu di atas target alias terbanyak di seluruh Indonesia,’ kata Kepala Balai Bahasa Jatim Dr Umi Kulsum S.S, M.Hum dengan bangga.
Sementara Sekretaris Daerah Pemkab Gresik. Ir. Achmad Washil Miftahul Rachman MT mengatakan, UKBI tidak berhubungan langsung dengan jabatan atau posisi peserta di pemerintahan.
Meski begitu, UKBI sangat penting agar dalam kegiatan administrasi pemerintahan, terutama tata bahasa Indonesia, tidak terjadi kekeliruan penulisan yang bisa menimbulkan salah arti bagi yang membacanya.
‘Saya rasa yang sangat memerlukan ini adalah para guru, UKBI sangat berpengaruh bagi profesi mereka,” ujar Sekda saat membuka kegiatan.
Dalam kesempatan itu, peserta tidak hanya diperkenalkan dengan UKBI saja. Tetapi semua yang hadir langsung mengikuti tes UKBI, baik melalui laptop atau smartphone berbasis Android yang dibawa peserta.
Setelah mengikuti tes UKBI sekitar 60 menit lebih, seluruh peserta dinyatakan lulus dengan beberapa kriteria. Sertifikat lulus UKBI dikirim langsung dari Balai Bahasa Pusat, melalui email masing-masing peserta, seminggu setelah tes. (san)