Teras Rumah Peninggalan Pahlawan Nasional AA Maramis Roboh

Jakarta | Lampumerah.id – Teras rumah pahlawan nasional Alexander Andries (AA) Maramis di jl. Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, tiba-tiba runtuh. Hujan deras sepanjang hari dari Jum’at hingga Sabtu malam, diduga menjadi penyebab bagian teras depan rumah diseberang stasiun gambir itu runtuh pada Minggu pagi (27/11).

Penghuni rumah, Rudy Pandean yang juga Ahli Waris AA Maramis, menceritakan kronologis runtuhnya bagian depan rumah peninggalan jaman pemerintahan Batavia berusia lebih dari satu abad itu. Selain karena hujan, juga karena faktor rapuh dan lapuk dimakan usia.

“Memang pagi kemarin teras rumah runtuh setelah dua hari sebelumnya hujan deras mengguyur kota Jakarta. Itu karena material kayu kayunya sudah lapuk dimakan usia hingga tak mampu lagi menahan hujan,’’ ungkap Rudy didepan runtuhan teras rumah, Minggu, (27/11).

Rumah ber asitektur khas Belanda itu namapak sangat memprihatinkan. Dari tampilanya–meski didominasi warna putih–terkesan bangunan kurang dirawat dan tidak diperhatikan. Selain berdebu dan banyak barang berserakan di depan halaman rumah. Entah milik siapa. Beberapa bagian atap dan plafon telihat bekas kebocoran disana sini.

Sebagai asset peninggalan bernilai sejarah, meski tidak begitu besar, sangat disayangkan rumah terkesan kumuh dan tidak terawat. Performa bagian depan rumah juga tertutup oleh puluhan bangunan tidak beraturan dan semi permanen dari para pedagang makanan dan minuman, menempati seluruh halaman rumah.

Rudy Pandean Ahli Waris satu satunya yang masih hidup, mengaku sudah menempati rumah peninggalan AA Maramis sejak usia 8 tahun. Melihat kondisi Rudy Pandean yang kini berusia 86 tahun, terlihat tidak berdaya menghadapi kondisi rumah tinggal yang membutuhkan perbaikan dan perawatan hingga tak lagi layak huni, karena keterbatasan. “Ya mau gimana lagi, kami tidak ada biaya,’’ tukas Rudy, menerawang.

Siapapun tidak akan menyangka, jika  rumah itu memiliki nilai history besar. AA Maramis adalah salah satu tokoh besar  bangasa yang turut berperan dalam upaya upaya kemerdekaan Indonesia. Pada 8 November dinobatkan sebagai Pahlaewan Nasional. Pemerintah sudah saatnya turun tangan dan mengamankan aset bernilai sejarah tersebut agar bisa diwariskan sebagai teladan baik dari fakta sejarah bagi generasi penerus bangsa.

Sebelum meninggal AA Marimis dikenal sebagai Menteri Keuangan RI Kabinet Indonesia Pertama hingga Kabinet Pemerintahan Darurat Amir Syarifudin Prawira Negara. Pada 1 Maret 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk. Maramis pun diangkat menjadi salah satu anggota. Dalam badan ini, Maramis termasuk dalam Panitia Sembilan yang ditugaskan untuk merumuskan dasar negara yang berdasarkan nilai utama dan prinsip ideologi Pancasila.

Rumusan ini kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang kemudian menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Maramis pun menjadi salah satu orang yang menandatangani Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, bersama 8 anggota Panitia Sembilan lainnya.

Pada 11 Juli 1945, Maramis ditunjuk sebagai anggota Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang ditugaskan untuk membuat perubahan tertentu sebelum disetujui oleh anggota BPUPKI.

Sebagai Menteri Keuangan, Maramis berperan penting dalam percetakan uang kertas Indonesia pertama yang disebut Oeang Republik Indonesia (ORI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *