Surabaya | lampumerah.id – Viral masalah ijazah Jokowi ternyata juga menjadi rerasan mantan Walikota Surabaya Arif Afandi. Hal itu dikemukakan Arif dilaman pribadinya Rabu ini (21/5) usai kumpul dengan para mantan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM, melalui acara reuni dan Munas Kafispolgama di TVRI Jakarta pada minggu lalu.
Mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos ini menyebut, yang hadir dari beragam profesi. Mulai yang jadi menteri sampai wakil rakyat. Dari yang pejabat sampai politisi. Tapi tak ada satu dari mereka yang ikut rame-rame menggoreng soal ijazah.
Karena alumni Fisipol wajar mereka beragam profesi. Yang politisi juga berasal dari berbagai partai. Baik yang berkoalisi maupun yang beroposisi. Minggu itu mereka kumpul sebagai sesama alumni
Bicarakan masalah ijazah? Pasti. Tapi uniknya sebagian besar geram dengan isu itu: berkepanjangan dan merugikan bangsa. Dianggap isu yang tak bermanfaat. Merugikan nama besar almamaternya.
Lho kok gitu? Bagi alumni, itu soal yang sudah jelas. Semua mahasiswa ada catatanya. Saat masuk jadi mahasiswa sampai diwisuda. Tak mungkin ada orang mengaku-ngaku mahasiswa atau alumninya.
Lho kok ada sesama alumni yang mempersoalkan? Itulah yang bikin geram. Apalagi mereka yang percaya dengan isu gorengan. “Nggak mutu blass,” kata pejabat kampus menggerutu.
Apakah soal ijazah ini mengurangi minat orang jadi mahasiswa Fisipol UGM? Sama sekali tidak. Malah menjadi top of mind. Meski masalah itu njelehi (jare wong Jogja). Atau mbencekno, jare arek Suroboyo.
Wes, bahas masalah liyo yang lebih bermartabat. Ojok percoyo gorengan.