Lamer | Jakarta – Pengalaman cewek inisial T (25) naik taksi online Grab ini membuat dia ngeri. Tapi, dia terselamatkan oleh emergency button Grab. Pengalaman dia layak Anda pelajari.
T nyaris diculik driver Grab. Dia sudah dibawa berputar-putar arah.
Tapi berkat tombol emergency itu dia selamat. Walaupun dia diturunkan begitu saja di jalan tol Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Kejadian ini pun menjadi viral. Korban T membagikan kisahnya di media sosial.
Kronologinya, Kamis (6/2/2020) siang T memesan taksi Grab dari tempat kosnya di Palmerah, Jakarta Barat.
Tujuannya dua titik. Pertama, ke kantornya di Dharmawangsa, Jakarta Selatan, dan melanjutkan ke titik kedua di ICE BSD, Serpong.
T saat diwawancarai wartawan, Minggu (9/2/2020) menceritakan:
“Waktu order juga saya agak curiga, karena di map posisi dia itu sebetulnya dekat dengan posisi penjemputan. Tapi datangnya sekitar 15 menit.”
Katanya: “Saat itu, saya masih berpikiran positif mungkin sinyalnya jelek,”
Sopir taksi online tiba di penjemputan, setelah 15 menit kemudian.
Sopir taksi online lantas menyapanya dan menanyakan tujuannya.
“Kemudian saya naik. Kan kalau dari kosan saya mau ke Dharmawangsa harusnya berputar, nah dia malah lurus. Terus makin menjauh dari titik tujuan,” katanya.
Setelah 2 menit perjalanan, tiba-tiba T mendengar suara. Dia kurang tahu pasti, apakah suara itu keluar dari handy talky (HT) atau handphone.
“Nah, di situ dia jawabnya bisik-bisik ‘poin satu… masuk satu’,” ucapnya menirukan sopir tersebut.
Di situ T mulai curiga. Dia merasa ada yang tidak beres.
Kecurigaannya kian bertambah ketika melihat perjalanan yang semakin menjauh dari tempat tujuan.
T pun kemudian mengingatkan sopir bahwa tujuannya ke Dharmawangsa dahulu, baru kemudian ke Ice BSD, Serpong.
“Dia jawab ‘iya sesuai map ini’. Begitu saja terus tiap kali saya mengingatkan bahwa tujuan saya ke Dharmawangsa dahulu,” lanjutnya.
Selama perjalanan, si sopir juga sering meliriknya melalui kaca spion.
Sampai kemudian T sadar mobil Toyota Sigra yang ditumpanginya itu sudah masuk ke Tol Kebon Jeruk.
Dengan nada sedikit keras, T mengingatkan sopir untuk keluar dari jalan tol.
“Saya teriak ‘lho kok ini malah masuk tol’,” kata T.
Dijawab sopir: “Ya ini sesuai map. Dharmawangsa di Tangerang, kan?”
Itu jelas salah. Kecurigaan T memuncak. Suara T makin keras:
“Lho… mana ada Dharmawangsa di Tangerang, Dharmawangsa di Jakarta Selatan.”
Ternyata sopir mendebat. Perdebatan dengan sopir pun terjadi.
Dalam kepanikan, T kemudian mengirimkan lokasi ke pacarnya. Dia juga memencet tombol emergency di aplikasi Grab yang terhubung ke call center.
“Saya telepon ke pihak call center taksi online tersebut, itu dia (sopir) mendengar saya menceritakan kejadiannya.”
“Di situ, dia melototin saya sambil dia teriak-teriak ‘poin satu… poin satu’. Lalu dia membentak saya: ‘Ini sudah sesuai map!’,” bebernya.
Dalam percakapan telepon, pihak call center Grab memastikan, akan mengirimkan tim Satgas untuk menjemputnya.
Telepon pun terus tersambung selama T berada di dalam mobil tersebut.
“Sopir itu panik. Kemudian mengerem mendadak sampai barang-barang saya jatuh,” ucapnya.
Singkat cerita, sopir tersebut kemudian akhirnya menurunkannya di pinggir tol. T pun turun dari mobil. Degan lega, karena lolos dari kemungkinan kejahatan.
T lantas menyusuri jalan sepanjang tol. Mencari pintu keluar tol.
Dia akhirnya tiba di jalan raya di dekat AKR Tower, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Saat itu pihak taksi online masih menawarkan saya untuk dijemput. Tapi pacar saya sudah keburu menjemput saya,” tuturnya.
Meski tidak dirugikan dalam bentuk materi, T masih merasa syok dan trauma akan kejadian ini. Dia pun berencana melaporkan sopir tersebut.
Grab menyatakan telah menonaktifkan akun driver yang disebut dalam kisah T. Grab juga melakukan investigasi kejadian tersebut.
Public Relations Manager Grab Indonesia, Andre Sebastian saat ditanya wartawan, mengatakan:
“Terima kasih atas perhatian penuhnya terhadap peristiwa ini. Untuk hal ini sudah ditangani sesuai dengan komitmen kami untuk memberikan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan oleh penumpang.”
“Selain itu kami telah langsung menonaktifkan mitra pengemudi tersebut sambil melakukan investigasi lebih lanjut.”
“Kami juga ingin menginformasikan bahwa saat ini pada aplikasi Grab sudah tersedia Emergency Button untuk penumpang jika mengalami keadaan darurat.”
“Fitur ini dilengkapi fitur keselamatan lainnya yang sudah tersedia di aplikasi Grab, yaitu Share My Ride (bagikan perjalanan), penyamaran nomor telepon penumpang, dan VOIP Call untuk meningkatkan rasa aman pengguna,” ujar Andre. (*)