Foto: Istimewa
Gus Yani bersama Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya menikmati Kota Tua Gresik.
GRESIK | lampumerah.id – Rangkaian launching wisata heritage Bandar Grissee berlangsung semarak, dengan hadirnya ribuan masyarakat
Sabtu (17/12) malam.
Yang tak kalah seru, Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani beserta Wakil Bupati Hj. Aminatun Habibah dan Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Hj. Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani mengajak sejumlah tamu istimewa bersafari keliling Kota Tua Gresik.
Tamu istimewa itu di antaranya Walikota Surabaya Eri Cahyadi beserta istri, sejumlah Ketua TP-PKK sekaligus Ketua Dekranasda dari Nganjuk, Pacitan, Madiun, Ngawi, Ponorogo, Kediri, Mojokerto, Magetan, Probolinggo dan Blitar
Selain itu tampak perwakilan Konsulat Jenderal (Konjen) Australia dan Konjen Jepang, serta perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Gus Yani,.sapaan akrab Bupati Gresik, sengaja mengajak rombongan menikmati nuansa kota tua dengan menaiki mobil klasik.
Rombongan berangkat dari Pendopo Kabupaten Gresik melintasi Gedung Nasional Indonesia yang sebentar lagi bakal jadi ikon kebanggaan warga Gresik. Setelah itu, rombongan melintas Kawasan Wisata Religi Maulana Malik Ibrahim.
Di kawasan wisata religi tersebut rombongan menyempatkan diri berhenti dan menyapa warga di sana. Tak sedikit warga yang ingin berfoto ria dengan para rombongan. Di tempat itu pula, rombongan disuguhkan cerita sejarah masa lampau oleh tour leader.
Diceritakan bahwa peradaban Islam awalnya dimulainya dari Desa Gapuro Sukolilo yang saat ini dijuluki sebagai Gerbang para wali. Serta di dalam komplek makam Maulana Malik Ibrahim, juga ada makam Bupati pertama Gresik Poesponegoro.
Bergerak dari Jalan Malik Ibrahim, rombongan berhenti di kawasan pecinan tepatnya di Klenteng Kim Hin Kiong yang merupakan salah satu klenteng tertua di Jawa.
“Diperkirakan sudah ada sejak abad ke-12, atau tepatnya pada tahun 1153 masehi. Masih sezaman dengan era Kerajaan Majapahit,” urai Gus Yani.
Setelah itu, Gus Yani mengajak rombongan menuju Rumah Gajah Mungkur. Di situ, Konsulat Jepang dan Australia membeli batik khas Gresik. Mereka juga tak mau melewatkan momen berswafoto bersama Bupati dan Walikota Surabaya serta rombongan lainnya di depan bangunan bersejarah tersebut.
Gus Yani menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat dengan hadirnya Wisata Kota Tua, sebagai ikon yang dipersembahkan untuk masyarakat.
“Semua kalangan bisa menikmati kawasan ini sebagai tempat wisata kota tua,” ujarnya.
Lebih lanjut Gus Yani mengatakan, Gresik memiliki peradaban multi etnis yang tidak dimiliki wilayah manapun. Gresik adalah etalase toleransi multi etnis, multi ras dan multi agama yang tidak dimiliki daerah lain.
“Karena sejarah tidak bisa diputar ulang, tetapi bisa jadi pelajaran berharga dengan membangunnya kembali. Dalam prosesnya, sekaligus kita bisa menghidupkan ekonomi kreatif,” ujar Gus Yani. (san)