Akhirnya Ki Dalang Wardono Mengenakan Blangkon Lagi, Ketika Di Punden Mbah Keramat

Sidoarjo l Lampumerah.id – Acara Ruwat Desa di Punden Mbah Kramat, yang berada di Dusun Beciro, Desa Jumputrejo, Sukodono, Sidoarjo, pada Sabtu (12/03/22) itu. Mungkin akan selalu diingat oleh Ki Dalang Wardono, beserta Sinden dan penabuh gamelannya.
Lantaran pada acara Ruwat Desa itu, pertama kalinya Ki Dalang Wardono,  mengenakan blangkonya kembali. Karena sudah dua tahun lebih, Ki Dalang Wardono, libur tak bisa manggung karena masa pandemi.

Acara Ruwatan dengan pagelaran wayang kulit di Punden Mbah Keramat itu, tak hanya mengakhiri libur panjang Ki Dalang Wardono, saja. Namun acara tersebut juga mengobati kerinduan warga Sidoarjo dan sekitarnya, yang sudah lama tak bisa menyaksikan pagelaran wayang kulit. Wayang kulit, memang mempunyai penggemar yang fanatik. Karena kesenian warisan nenek moyang itu, selalu membawa pesan-pesan moral yang positif, bagi masyarakat.

Selain menggelar wayang kulit, dalam acara Ruwatan itu, warga Dusun Beciro, juga menggelar Istighosah dan Khotmil Qur’an, di hari sebelumnya. Dalam beberapa acara Ruwatan itu, warga selalu menerapkan protokol kesehatan, yang sesuai dengan aturan pemerintah.

Eka Santi mengatakan acara Ruwatan ini adalah acara pertama kali pagelaran wayang, setelah libur dua tahun lebih. Meski pengunjung pagelaran wayang kulit itu, membludak, namun tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat.

“Penonton yang datang langsung disuruh pakai masker dan membasuh tangan dengan hand sanitizer. Jarak duduk pun juga diatur sesuai prokes. Selain itu, sesekali Pak Dalang juga mengingatkan untuk menerapkan prokes, di sela-sela pagelaran wayang kulit,” tuturnya, Minggu (13/03/22).

Masih kata Santi, dalam pagelaran wayang kulit itu, Ki Dalang Wardono, membawakan lakon “Begawan Mintorogo”. Jika diartikan “Begawan” itu adalah sosok Arjuna, sedangkan “Minto” berarti memisahkan, dan “Rogo” berarti badan yang kasar. Jadi Begawan Mintorogo itu, bercerita tentang Arjuna dalam bertapa mengasingkan diri, untuk menjernihkan pikirannya, supaya terpisah dari badan yang kasar.

“Tujuan Arjuna bertapa itu, adalah supaya mendapatkan kejayaan atau kemenangan, pada perang Baratayudha ( perang besar antara Pandawa dan Kurawa bersaudara ),” terangnya.

Lanjut Kasun Santi, jika ditafsirkan dalam kehidupan sekarang, lakon Begawan Mintorogo itu. Membawa pesan moral, harus bersabar dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 sekarang ini. Karena pembatasan segala aktivitas.
“Nanti jika keadaan sudah normal, kita akan menikmati keberhasilan setelah bersabar selama sekian lama,” paparnya.

Eka Santi juga berpesan kepada masyarakat semua, khususnya warga Beciro. Momen acara Ruwat Desa ini adalah momen kekompakan antar generasi muda dan generasi diatasnya. Untuk terus memelihara ke solid an, dalam membangun lingkungan, supaya lebih baik lagi.
“Momen ini harus kita jaga terus, untuk mempererat tali persaudaraan dan membangun Desa kita supaya lebih baik,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *