GRESIK | lampumerah.id – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Giri Tirta Kabupaten Gresik, terus melakukan peningkatan pelayanan, dan pengembangan jaringan pipa untuk menyalurkan air kepada para pelanggan.
Guna menunjang hal tersebut, Perumda Giri Tirta Gresik terpaksa menyesuaikan tarif pelanggan, yang hanya berlaku untuk kategori niaga dan industri yang .jumlahnya mencapai 6.638 pelanggan.
Kenaikan tarif mulai Rp1.000 sampai Rp1.500 per meter kubik (m3). Sedangkan untuk pelanggan kategori rumah tangga, tidak ada kenaikan tarif.
Direktur Umum Perumda Giri Tirta Gresik Ahmad Rusdilfahmi mengatakan penyesuaian tarif air ini tertuang dalam Peraturan Bupati Gresik Nomor 31 Tahun 2024.
Kategori pelanggan niaga kecil, seperti kos-kosan, toko kelontong hingga perkantoran mengalami kenaikan dari Rp5.000m3 menjadi Rp 6.500m3.
“Kategori niaga kecil kenaikannya sama dengan industri kecil. Sedangkan untuk kategori niaga besar naik dari Rp7.500m3 menjadi Rp8.500m3,” ujar Fahmi, saat Sosialisasi Penyesuaian Tarif Niaga dan Industri Kecil di Kantor Cabang Perumda Giri Tirta Gresik, Rabu (5/6).
Sejak Tahun 2018, lanjut Fahmi, pihaknya belum pernah menaikan tarif. Sebaliknya tarif listrik dan biaya operasional lainnya terus naik. Sehingga kenaikan ini bertujuan untuk subsidi silang dengan kategori rumah tangga. Saat ini Perumda tercatat memiliki 123.000 pelanggan
“HPP air kita Rp7.650m3 sedangkan kita jual hanya Rp1.500m3. Tentu agar tidak rugi, kami terpaksa harus menaikan tarif di kategori niaga dan industri,” jelasnya.
Selain itu, Perumda Giri Tirta Gresik juga melakukan penyaluran air ke 8 desa di Kecamatan Duduksampeyan yang saat ini sudah dilakukan simulasi. Khusus di desa terjauh seperti Desa Kemudi, perlu dibuatkan tandon air dahulu.
“Rencananya total ada 4.895 sambungan rumah tangga mulai mengalir bulan ini. Pengembangan jaringan ini butuh pembiayaan yang tidak sedikit,” imbuhnya.
Terkait keluhan pelanggan rumah tangga yang mengalami lonjakan pembayaran bulanan, Fahmi menyebut ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Mulai dari petugas keliling yang tidak bisa melihat meteran karena rumah di kunci, kebocoran di rumah pelanggan hingga adanya pergantian meteran baru.
“Tahun 2023 kemarin kami melakukan penggantian 5.000 unit meteran air baru. Sedangkan tahun 2024 ada penggantian 10.000 meteran. Semuanya gratis, sehingga perhitungan pengunaan air semakin akurat,” kata Fahmi.
Dirinya juga menepis bila pasokan sumber air menipis atau kurang. Bahkan, saat ini kondisinya oversupply atau berlebih. Semua tak lepas dari banyaknya sumber air, salah satunya dari mata air Umbulan.
“Kemarin ada perusahaan yang bilang butuh air banyak, kami sampaikan kalau siap menyuplai berapa pun kebutuhan yang diperlukan,” tegasnya. (san)