GRESIK | lampumerah.id – Petrokimia Gresik baru saja mendapatkan penghargaan nasional lingkungan hidup Indonesia Green Awards (IGA) 2024 dengan predikat “The Ultimate”, sekaligus memborong sebelas penghargaan lainnya.
Sebelas penghargaan yang diraih, antara lain kategori Menghitung Jejak Karbon yang diberikan kepada program Penggantian Package Burner System di Phonska V. Penghargaan Pengorganisasian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, untuk program Masyarakat Sadar Pengelolaan Sampah (MAS DARSA); dan kategori Pengembangan Wisata Konservasi Alam pada program Banana Trepan.
Selanjutnya kategori Penanganan Sampah Plastik karena pengembangan program Pengurangan Sampah Plastik Residu Perusahaan dengan Pembuatan Petrobrick sebagai Langkah Alternatif Menuju Pengelolaan Sampah Berkelanjutan.
Kategori Penyelamatan Sumber Daya Air pada program Efisiensi Air di Menara Pendingin Pabrik Amoniak dengan Mengubah Sistem Drift Eliminator.
Kemudian penghargaan kategori Rekayasa Teknologi dalam Menghemat Energi atau Penggunaan Energi Terbarukan untuk program Pemasangan Cone Strainer dan Optimalisasi Chemical Cleaning pada Ammonia Unitized Chiller di Pabrik Amoniak IB.
Untuk kategori Mengembangkan Keanekaragaman Hayati dari program Gabion berbentuk Konis dengan Pot Sabut Kelapa sebagai Media Rehabilitasi Mangrove.
Berikutnya kategori Mempelopori Pencegahan Polusi melalui program Penurunan Beban Pencemar Emisi NH3 dengan Pembuatan Teknologi Spels..Kategori Mengembangkan Pengolahan Sampah Terpadu dari program Alat Pintal Tali Pisang untuk Memanfaatkan Limbah Pelepah Pisang di Utilitas Pabrik Urea;.
Kategori Digitalisasi Konservasi Alam oleh Public Relation Perusahaan dari program Lingkungan Peternakan Sapi Terintegrasi (Literasi).
Terakhir, kategori mengembangkan Edukasi Perubahan Iklim melalui program Penerapan Green Environment Village di Gresik.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo memastikan, penghargaan ini tidak akan membuat Petrokimia Gresik berpuas diri, sebaliknya perusahaan semakin termotivasi untuk terus berinovasi dalam pengelolaan lingkungan.
“Hal ini untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional, dengan tetap mengedepankan aspek sustainability agriculture atau pertanian yang berkelanjutan,” kata Dwi Satriyo. (san)