GRESIK | lampumerah.id – Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, mengunjungi fasilitas pengolahan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif atau refuse-derived fuel (RDF) pertama di Indonesia, di Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (2/1).
Kunjungan Presiden bertujuan melihat lebih dekat proses pengolahan sampah menjadi RDF, mulai dari pencacahan hingga pengayakan. Sampah yang diolah di fasilitas ini berasal dari 14 kecamatan di Kabupaten Cilacap.
“Mesin RDF memiliki kapasitas pengolahan sampah hingga 200 ton, tapi baru terolah 150 ton per hari. Nah, sampah yang terolah ini mampu menghasilkan produk pengganti bahan bakar atau batu bara hingga 60 ton perhari yang dimanfaatkan untuk bahan bakar tungku pembakaran bagi pabrik semen,” kata Presiden Joko Widodo.
Fasilitas pengolahan sampah ini, merupakan fasilitas RDF pertama di Indonesia yang sebelumnya telah diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, pada 21 Juli 2020.
RDF Plant Cilacap dibangun di atas lahan seluas satu hektar, oleh anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI). Selain menjadi inisiator, SBI juga merupakan operator resmi sekaligus offtaker produk RDF.
Pengerjaannya melalui kolaborasi dengan Pemkab Cilacap, Pemprov Jawa Tengah, Kementerian PUPR, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Pemerintah Kerajaan Denmark.
Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari mengatakan, ini merupakan terobosan dalam pemanfaatan sampah yang lebih ramah lingkungan serta menciptakan sirkular ekonomi bagi masyarakat.
“Penerapan teknologi RDF menjadi solusi menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat dan mengurangi landfill. Pada sisi lain, RDF juga membantu industri pengguna batu bara seperti industri semen, untuk menurunkan emisi karbon,” kata Reni Wulandari.
Pada tahun 2020, RDF Plant Cilacap berhasil mengolah 21.965 ton sampah perkotaan di Cilacap dan menghasilkan 7.668 ton RDF. Pada 2021, jumlah sampah yang diolah 44.581 ton dan menghasilkan 20.168 ton RDF. Pada 2022, sampah yang diolah 47.837 ton dan menghasilkan 26.578 ton RDF. Sedangkan tahun 2023, RDF yang telah digunakan sebagai bahan bakar alternatif di SBI Pabrik Cilacap mencapai sekitar 15 ribu ton.
SBI melalui program inovasi sosial bernama Baruwani (Bala Rumah Watu Geni) mengajak masyarakat untuk memilah sampah dari rumah dan mengolahnya menjadi barang ekonomis. Sejak dibentuk pada 2019, saat ini SBI Pabrik Cilacap telah memberikan pendampingan bagi 26 komunitas yang tergabung dalam Baruwani.
Program pendampingan yang diberikan meliputi pelatihan dan bantuan fasilitas pilah dan olah sampah, seperti fasilitas rumah pilah, timbangan, mesin jahit, mesin extruder, mesin pencacah, gerobak sampah, dan lain-lain.
Adapun produk yang telah dibuat, antara lain paving block, wayang, pupuk kompos, sandal, produk ecoprint dan mebel antik atau perabot rumah tangga berbahan dasar sampah plastik.
Hingga saat ini, SBI telah menjalin kerja sama dengan Pemprov Aceh, DKI Jakarta, Pemkab Sleman, Temanggung dan pengelola sampah di Denpasar, Bali. (san)