Cerita Nuriati Hancur Ingin Mati Saat Dikabarkan Blok Tahanan Anaknya di Lapas Tangerang Kebakaran

Tangerang | Lampumerah.id – Seorang ibu bernama Nuriati menceritakan ketika anaknya, Ujang Supriatna, memberi kabar kepadanya ketika terjadi insiden kebakaran di Lapas Tangerang, Banten pada Rabu (8/9/2021) dini hari.

Diketahui, anaknya Ujang Supriatna merupakan narapidana atau napi di Lapas Tangerang. Ia menghuni lapas di Blok C2, salah satu blok yang mengalami kebakaran hebat.

Ketika anaknya menelepon memberikan kabar kebakaran di lapas yang dihuninya itu, Nuriati menyebut posisinya saat itu ia baru pulang kerja.

Nuriati mengaku rasanya ingin pingsan ketika mendengar kabar kebakaran tersebut.

“Rasanya pingsan saya pingin mati, baru pulang kerja,” kata Nuriati saat ditemui di Lapas Kelas 1 Tangerang pada Rabu (8/9/2021),

Tak hanya itu, Nuriati mengaku perasaannya hancur tatkala mendengar jeritan napi lainnya ketika berkomunikasi dengan anaknya lewat telepon.

“Perasaan saya hancur mendengarnya waktu itu,” ujar Nuriati.

Tanpa pikir panjang, Nuriati langsung bergegas ke Lapas Kelas I Tangerang. Ia sudah sejak pagi menyambangi posko crisis center untuk memastikan kondisi anaknya selamat.

“Saya minta tolong kepada keluarga dan tetangga untuk diantarkan, makanya langsung ke sini,” ucap Nuriati.

Sesampainya di sana, Nuriati mengaku lega ketika mengetahui kondisi anaknya berhasil selamat dari kobaran api yang cukup hebat hingga menewaskan puluhan napi itu.

“Anak saya selamat, katanya sudah aman,” tutur Nuriati.

Meski begitu, kata dia, anaknya Ujang harus mendapatkan perawatan karena menderita luka bakar di kakinya. Kini, Ujang Supriatna tengah dirawat di Blok F bersama korban selamat lainnya.

“Sudah di Blok F itu tapi semua baju-baju yang habis sudah enggak ada sisa lagi,” katanya.

Lebih lanjut, Nuriati menceritakan ketika putranya berjuang untuk selamat dari peristiwa maut tersebut. Saat kebakaran terjadi, beruntung pintu sel tahanan anaknya terbuka.

Tanpa membuang waktu, kata Nuriati, Ujang langsung keluar dan mencari tempat paling aman untuk menghindari amuk si jago merah.

“Kebetulan pintunya sedang kebuka, dan dia loncat dan kena kakinya saja kebakaran,” ucap Nuriati.

Menurutnya, saat proses menyelamatkan diri, anaknya sempat menginjak-injak temannya yang ketika itu juga berusaha melarikan diri dari kobaran api.

“Lari-lari injek orang apa gitu, tapi selamat anak saya sudah teleponan barusan,” kata Nuriati.

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran yang meninjau lokasi kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang, menuturkan lokasi kebakaran di blok C.

“Hanya 1 Blok yang terbakar dari 7 blok yang ada di lapas Tangerang, karena letaknya berjauhan sekitar 100 meter tiap blok,” ucap Fadil.

Namun, yang meninggal dunia dilaporkan ada 41 narapidana (napi). Mereka tak dapat menyelamatkan diri karena berada di dalam ruang tahanan yang sedang terkunci.

“Seluruh korban tewas adalah napi. Para korban tewas karena berada di ruang tahanan yang terkunci,” ujar Fadil.

Fadil mengatakan, blok C yang menjadi lokasi kebakaran terdiri atas napi berbagai kasus seperti narkoba dan terorisme.

Polisi sudah mengevakuasi semua korban tewas, luka berat, dan luka ringan. Termasuk para napi yang selamat.

Saat ini, kata Fadil, langkah selanjutnya yang tengah dilakukan adalah menyelidiki penyebab terjadinya kebakaran tersebut.

Fadil menuturkan, Tim Pusat Laboratorium Forensik atau Puslabfor Mabes Polri, Dirkrimum Polda Metro Jaya beserta jajaran Polres Tangerang sudah dikerahkan untuk menyelidiki lenyebab kebakaran.

“Tim Puslabfor Dirkirimum dan Polres Tangerang sekarang sedang bekerja maraton untuk menyelidiki penyebab kebakaran,” ujar Fadil.

Fadil menmbahkan, berdasarkan pengamatan awal kebakaran di Lapas Tangerang diduga karena hubungan arus pendek.

Namun demikian, kata dia, pihak kepolisian masih akan mendalami lebih jauh untuk memastikannya.

“Berdasarkan pengamatan awal karena hubungan arus pendek, nanti akan didalami lagi,” ucap Fadil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *