Jakarta | Lamer – Diskusi virtual tentang radikalisme digelar, Selasa (2/3/21). Para pakar dan tokoh masyarakat menyampaikan pendapat soal radikalisme di Indonesia, penyebab dan antisipasi.
Peneliti Terorisme, Agus Muhammad, mengatakan, ada 3 faktor berkembangnya radikalisme. Pertama, ada bibit yang bagus. Kedua setelah tumbuh perlu dipupuk. Ketiga harus ada di lahan yang subur.
“Nah lahan yang subur artinya, komunitas anal-anak yang belum siap menerima pemahaman radikal. “Untuk mencegah, mereka perlu diberikan literasi kebangsaan.” paparnya.
Direktur LKSN (Lembaga Kajian Strategi Nasional) Firly Syahadat, orang menjadi radikalis setelah disuguhkan informasi keliru tentang ideologi Pancasila. Yang diplesetkan, tidak sejalan dengan agama.
“Teroris menyuguhkan konten anarkisme. Mendoktrin pemahaman radikal yang akan berujung anarkisme dan terorisme, lewat media sosial ” tutur Firly
Sedangkan ketua Rois Syuriah PCNU Jakarta Utara , KH Nasihin menyampaikan “Islam mengajarkan berjihad. Jihad itu kini diartikan sempit yang digaung-gaungkan sebagai provokasi.
Indonesia dibangun berlandasan kesepakatan, dalam Islam disebut Daarul Mitak. Artinya negara kesepakatan. “Jadi bukan hanya Islam saja yang berjuang dalam kemerdekaan, tapi seluruh agama berjuang demi kemerdekaan,” katanya.
Ketua Presidium Pemuda Indonesia , Rudi Darmawan mengatakan “Pembangunan bukan hanya fisik, tapi pembangunan manusia sangat penting. Menjaga eksistensi Pancasila dimulai dari rumah. Peran orang tua sangat lah penting dalam hal mendidik anak.”
Akademisi, Dr Sidratahta Muhtar mengatakan, “Kaum radikalis menggunakan cara instan menyebarkan paham itu lewat dunia maya.” (Aida)
Lampu Merah Mantap Beritanya 😉👍