Waduh! Ada Kerajaan Angling Darma di Kabupaten Pandeglang

Banten | Lampumerah.id – Warga kabupaten pandeglang saat ini kembali digegerkan adanya kemunculan sebuah Kerajaan bernama Kerajaan Angling Darma. Kemunculan Kerajaan tersebut asa di Kampung Salangari, RT 002 RW 001, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Rabu (22/09/2021).

Kerajaan tersebut diketahui dirajai oleh seorang pria yang kerap disapa Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus.

“Sang Raja” disebut-sebut sering membangun bedah rumah warga di wilayah Pandeglang. Tak kurang disebutkan sudah 35 rumah di tiga kecamatan di Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tiga kecamatan tersebut diantaranya Kecamatan, Mandalawangi, Menes, dan Pagelaran yang dibantu sejak tahun 2017.

Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus merupakan anak dari pasangan Mama kiyai H. Umar Khusaen dan Tatu Ningrum yang mana Kiyai Haji Umar merupakan warga Kampung Tenjo, Desa Sirna Galih, Kecamatan Mandalawangi. Sementara ibunya merupakan warga Kampung Rocek, Kecamatan Cimanuk.

Salah seorang Ajudan Baginda Raja, Aki Jamil menyebut, penobatan gelar raja kepada Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus berasal dari mimpi.

Bukan keingininan baginda, bukan keinginan masyarakat. Itu ada dari sananya. Dohirnya memang ada dari sananya. Bukan sesekali menobatkan diri tapi memang bukti ada dari sananya.

Waktu di angkat raja secara gaib itu pada tahun 2004. Padahal sebelumnya beliau menolak bahkan ada yang masuk pun kesini selalu diusir,” terang Jamil, kepada awak media.

Menurut ajudannya, kelebihannya bukan hanya itu saja bahkan beliau “majikannya” bisa memprediksi bahawa akan ada peristiwa yang bakal terjadi, seperti wabah yang sekarang ini melanda di seluruh dunia.

“Bahkan dia “Majikan-red” bisa memprediksi apa yang akan terjadi di alam dunia. Bahkan sebelum adanya musibah (corona) 3 hari sebelum adanya corona akan ada baginda sudah tahu. Karena baginda sudah tahu, tapi bukan berarti baginda tidak mengikuti aturan pemerintah. Gelar beliau dari sang khalik. Baginda itu ada tapi tiada, tugasnya. Memikirkan umat. Kalau ditarik ada keturunan dari kesultanan,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *