Bronto Sky Lift Petrokimia Gresik, ‘Pahlawan’ Disaat Freeport Terbakar

GRESIK | lampumerah.id – Banyak orang yang tidak tahu, ketika Smelter PT Freeport Indonesia terbakar hebat Senin (14/10) malam, ada ‘pahlawan’ yang hadir untuk memadamkan si jago merah.

Dia adalah Bronto Sky Lift. Mobil pemadam kebakaran canggih berkode F32RLX milik Petrokimia Gresik ini, langsung gerak cepat begitu mendapat perintah untuk memadamkan api yang membara di bagian atas Fasilitas Pemisahan Gas Bersih Smelter PTFI.

Begitu sampai di lokasi kebakaran, di KEK JIIPE Kecamatan Manyar, mobil canggih produksi Finlandia ini langsung menjulurkan anak tangga berikut selang air, yang memiliki ukuran panjang menjulang hingga 32 meter. Dengan alat setinggi itu, api yang membakar bagian atas salah satu fasilitas smelter itu dengan cepat berhasil dipadamkan.

Saking cepatnya cara kerja Bronto, sampai-sampai Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas melalui akun Youtube resmi PT Freeport Indonesia (@FreeportIndonesia) menyampaikan secara khusus ucapan terima kasih atas dukungan Petrokimia Gresik atas musibah yang tengah menimpa smelter

Menanggapi itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan, kebakaran tersebut bisa segera dipadamkan dan tidak menimbulkan koban jiwa. Ini merupakan bentuk sinergitas dan kesiapsiagaan seluruh stakeholder.

“Petrokimia Gresik mengirimkan mobil pemadam kebakaran Bronto Sky Lift, karena pusat kebakaran berada di posisi yang cukup tinggi,” ujar Dwi Satriyo melalui rilis yang diterima redaksi, Selasa (15/10) malam.

Ia menjelaskan, pengiriman Bronto Sky Lift ini merupakan bentuk kepedulian Petrokimia Gresik, yang juga Koordinator Satgas Bencana Nasional BUMN Wilayah Jawa Timur, terhadap kondisi sekitar khususnya jika terjadi bencana.

Dwi Satriyo menambahkan, dukungan terhadap PT Freeport Indonesia dalam menangani kebakaran tidak hanya mengirimkan mobil Bronto Sky Lift beserta 1 regu pemadam kebakaran saja.

Petrokimia Gresik juga menyiapkan mobil ambulans yang ada Rumah Sakit Petrokimia Gresik (RSPG), sekaligus menyiapkan Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan perangkat medis lainnya.

“Segala kemungkinan harus kita persiapkan. Dan kita bersyukur, fasilitas tersebut akhirnya tidak digunakan, karena tidak ada korban jiwa,” ujar Dirut Dwi Satriyo. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *