Demo Warga Kapuk Muara Ricuh, Delapan Orang Terluka dalam Aksi Tuntut Akses Jalan

Jakarta — Aksi unjuk rasa yang digelar ratusan warga Kapuk Muara di Jalan Pantai Indah Barat, Jakarta Utara, pada Jumat (16/2) siang berakhir ricuh. Warga menuntut PT Mandara Permai membuka akses jalan tembus Row 47 yang selama ini mereka perjuangkan. Bentrokan dengan tim pengamanan perusahaan membuat delapan orang mengalami luka-luka.

Koordinator Lapangan Forum Warga Kapuk Muara, Sufyan Hadi, mengungkapkan bahwa bentrokan pecah saat massa hendak menuju dua titik aksi, yakni Kantor Manajemen PT Mandara Permai di Jalan Pantai Indah Barat dan Jalan Long Beach Indah Kapuk. Namun, sebelum mencapai lokasi, mereka diadang oleh tim pengamanan perusahaan dan sejumlah orang berpakaian preman di dekat Perumahan Grisenda.

Bentrokan Tak Terhindarkan, Warga Dipukul dan Dilempari

Menurut Sufyan, sekitar 200 hingga 300 warga yang datang untuk menyampaikan aspirasi dipaksa mundur. Mereka mendapat perlakuan kasar, termasuk pemukulan menggunakan rotan oleh pihak pengamanan dan kelompok berpakaian preman.

“Kami hanya datang dengan niat menyampaikan aspirasi, tapi mereka menghadang kami dengan kekerasan. Warga dilempari, pakaian kami sampai robek-robek, bahkan ada gesekan fisik dengan tim pengamanan,” ujar Sufyan.

Situasi semakin memanas ketika mobil komando warga dirusak. Akibatnya, aksi yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB itu terpaksa dibubarkan sebelum warga sempat menyampaikan tuntutan mereka.

“Kami akhirnya mundur karena ada banyak warga yang terluka, dan mobil komando juga dihancurkan. Beberapa korban langsung kami larikan ke Rumah Sakit Duta Indah dan Klinik Persada untuk mendapatkan perawatan,” tambahnya.

Tuntutan Warga: Akses Jalan yang Sudah Diperjuangkan Sejak 2015

Persoalan akses jalan tembus Row 47 bukan hal baru. Sufyan menjelaskan bahwa sejak 2015, warga telah memperjuangkan pembukaan akses ini, bahkan sudah ada Surat Keputusan (SK) Gubernur yang mendukung tuntutan mereka. Namun, hingga kini, PT Mandara Permai tetap tidak menggubris keputusan tersebut.

“Hari ini kami ingin kembali menyuarakan tuntutan agar perusahaan memberikan akses jalan bagi warga. Jalan yang kami minta tidak besar, hanya cukup untuk dilalui mobil, tapi sangat penting bagi kami,” jelasnya.

Selain mempermudah mobilitas warga, akses ini juga dianggap sebagai solusi untuk menghadapi banjir yang kerap melanda daerah mereka. Warga berharap, jika akses jalan dibuka, mereka tidak perlu mencari jalur alternatif yang lebih jauh saat terjadi genangan air.

Langkah Selanjutnya: Warga Akan Mengadu ke Komnas HAM

Akibat bentrokan dan dugaan pelanggaran hak warga dalam menyampaikan pendapat, Forum Warga Kapuk Muara berencana membawa kasus ini ke Komnas HAM. Mereka menilai upaya mereka untuk berdialog dengan PT Mandara Permai selalu mendapat hambatan, bahkan dihadapi dengan kekerasan.

“Kami masih menunggu data lengkap korban luka, dan selanjutnya kami akan melaporkan kejadian ini ke Komnas HAM. Kami hanya ingin keadilan dan kebebasan menyampaikan pendapat tanpa dihadang oleh kekerasan,” tegas Sufyan.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Mandara Permai belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden bentrokan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *