Doni: Pemberitaan Kerugian Negara Ratusan Milliar Rupiah Tidak Benar

Jakarta I Lampumerah.id – Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo blak-blakan di Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR RI. Mantan Pangdam Siliwangi itu memberikan klarifikasi atas beredarnya berita dugaan kerugian negara hingga mencapai Rp 170 miliar.

Seperti diberitakan, sejumlah ribonukleat acid atau RnA dari reagen dikembalikan oleh sejumlah rumah sakit dan laboratorium pada Agustus 2020 karena tidak bisa dipakai untuk pemeriksaan Covid-19. Sehingga banyak reagen yang dikembalikan atau retur ke BNPB.

“Memang betul ada ratusan ribu reagen PCR, tetapi bukan reagen PCR-nya, namun RnA-nya yang dikembalikan oleh sejumlah lab pada bulan Agustus sesuai dengan temuan dari BPKP,” kata Doni dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021).

Namun menurut Doni, hal itu bukan kerugian negara atau salah beli, melainkan ada sejumlah laboratorium yang belum fasih melakukan pemeriksaan PCR atau polymerase chain reaction pada awal pandemi.

Doni menyebut, sejak Gugus Tugas Covid-19 terbentuk, pengadaan sejumlah alat kesehatan termasuk reagen pendeteksi covid-19 oleh BNPB selama ini melibatkan unsur pengawasan beberapa lembaga, seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), kejaksaan, hingga bantuan kepolisian. Diakui, permasalahan muncul ketika pengembalian reagen oleh beberapa laboratorium yang gagal dalam penggunaan RNA reagen kit.

“Bisa dilihat dari catatan laporan BPKP bulan Agustus 2020, adanya pengembalian sejumlah reagen RNA PCR dari beberapa lab, memang benar. Terdapat ribuan ribu reagen RNA nya, bukan PCR-nya yang dikembalikan oleh sejumlah lab. Salah satu sebabnya, karena saat itu banyak petugas laboratorium belum mengerti bagaimana menggunakannya,’’ ungkap Doni.

Maka, lanjut Doni, beberapa lab yang tidak bisa menggunakan RNA dari reagen pengadaan BNPB yang didistribusikan tersebut mengembalikan alat itu. Namun, akhirnya didistribusikan kembali kepada  sejumlah lab yang bisa menggunakannya.

“RNA reagen untuk lab yang tidak bisa menggunakan itu akhirnya ditarik kembali ke Jakarta, akan tetapi dilakukan redistribusi kepada laboratorium yang membutuhkan dan bisa memakainya. Alhamdulilah reagen RNA itu sebenarnya sudah lama habis terpakai. Sehingga pemberitaan adanya kerugian negara senilai ratusan milliar rupiah itu tidak benar,” tegas mantan Pangdam Patimura dan Pangdam Siliwangi itu. (esa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *