GRESIK | lampumerah.id – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik bersama Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU), melakukan pemantauan hilal penentu 1 Syawal 1446 Hijriyah di Balai Rukyat Condrodipo, Kecamatan Kebomas, Sabtu (28/3).
Pemantauan hilal sebagai dasar penentuan Hari Raya Idulfitri ini sekaligus akan digelar di 33 titik lokasi se-Indonesia. Proses pemantauan akan berlangsung sejak pukul 15.30 WIB, para pengamat akan mencocokkan hasil perhitungan astronomis dengan kondisi di lapangan.
“Iya kita melakukan pemantauan rukyatul hilal di Balai Rukyat NU Condrodipo,” kata Kepala Kemenag Gresik Pardi, Sabtu (28/3).
Ketua Lembaga Falahiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Gresik Muchyiddin Hasan mengatakan, kondisi cuaca di Gresik menjelang pemantauan hilal 1 Syawal 1446 tampak berawan. Kondisi ini tentu akan mempengaruhi penentuan hari raya Idulfitri.
Kendati demikian, seluruh peralatan untuk pelaksanaan rukyatul hilal di Balai Rukyat NU Condrodipo sudah dipersiapkan dan terpasang dengan baik.
“Menurut perhitungan, data menunjukkan bulan masih berada di bawah ufuk. Ijtimaknya diperkirakan terjadi menjelang pukul 18.00 WIB. Dalam kondisi ini, bulan akan tenggelam lebih dahulu dibandingkan matahari. Prediksi ini mengindikasikan bahwa hilal kemungkinan besar tidak akan terlihat,” jelasnya.
LFNU Gresik menyatakan, jika hilal tidak dapat terlihat akibat cuaca mendung atau faktor lainnya, maka hasil rukyat akan dijadikan bahan pertimbangan dalam sidang isbat nasional.
“Proses penentuan awal Syawal akan tetap berpedoman pada hadis Nabi Muhammad SAW. Jika hilal tidak terlihat, maka penetapan bulan Ramadan akan diistikmalkan atau disempurnakan menjadi 30 hari,” tandas Muchyiddin.
Muchyiddin menjelaskan bahwa elongasi bulan, atau jarak sudut antara bulan dan matahari, masih berada pada rentang 0-1 derajat.
“Prediksi perhitungan ini semakin memperkecil kemungkinan hilal dapat diamati dengan jelas. Kalo di bawah ufuk artinya Elongasinya masih 0-1 derajat,” pungkasnya.