Menjadi Produsen Terbesar, Desa Kebonagung Beri Perhatian Khusus Petani Jeruk Nipis

GRESIK | lampumerah.id – Desa Kebonagung Kecamatan Ujungpangkah memastikan diri, sebagai desa penghasil jeruk nipis terbesar di Jawa Timur.

Bahkan pada tahun 2022, jeruk nipis Desa Kebonagung telah diekspor ke luar neger, dengan dilepas langsung Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.

Saat ini, lahan kebun jeruk nipis mencapai 450 hektar dan mampu menghasilkan 2 – 3 ton per hektar tiap panen.

Kepala Desa Kebonagung Lubis Farisman membenarkan kalau mayoritas warganya petani jeruk nipis. Untuk itu, pihaknya terus memberikan perhatian agar potensi jeruk nipis bisa dioptimalkan dan menjadi daya tarik.

Selain jeruk nipis, Lubis menjelaskan, petani di desanya juga mulai mengembangkan jeruk dengan varietas baru seperti tanaman buah, jeruk lemon dan sejenisnya.

“Bentuk dukungan kami agar potensi ini tetap terjaga, adalah dengan memberikan program ketahanan pangan serta infrastruktur pertanian,” ujarnya, Selasa (12/11).

Camat Ujungpangkah Shofwan Hadi mendukung upaya pemerintah Desa Kebonagung dalam mengoptimalkan potensi desa.

“Kita terus mendorong kades, untuk segera merealisasi kebun wisatanya sebagai wisata petik buah,” terangnya.

Petani jeruk nipis Sulikhan menceritakan, awal mula menanam tanaman jeruk nipis karena budidayanya cukup mudah

“Di sini dulu penghasil jeruk buah, tapi pada tahun 2014 beralih ke tanaman jeruk nipis karena budidayanya mudah,” terangnya.

Untuk bibit jeruk nipis, Sulikhan mengaku membelinya dari Blitar dan Tulungagung dengan harga Rp 8.000 per pohon.

Satu bibit pohon jeruk nipis yang ditanam, menghasilkan satu kilogram dengan masa panen satu seminggu sekali. Umur pohon dua tahun, bisa menghasilkan 1 Kilogram, dengan panen sebulan sekali.

“Ini saya punya lahan empat hektar, bisa menghasilkan Rp 50 juta. Saya jual ke Lamongan, Surabaya dan sekitarnya,” kata Sulikhan. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *