Jakarta | lampumerah.id – Pemberian vaksin ketiga Covid-19 saat ini masih memprioritaskan penyuntikan terhadap tenaga kesehatan menurut peraturan pemerintah Indonesia.
Namun, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, Indonesia menargetkan sebanyak 212,7 juta orang sebagai sasaran dalam program vaksinasi pada 2022.
Menkes Budi juga mengatakan dengan jumlah tersebut, Indonesia membutuhkan total 241,3 juta dosis vaksin Covid-19.
Kendati begitu, Menkes memaparkan bahwa pemerintah hanya akan menanggung biaya vaksinasi untuk 91,8 juta penduduk pada tahun depan.
Adapun jumlah tersebut terdiri dari penyuntikan dua dosis vaksin untuk 4,4 juta anak yang memasuki usia 12 tahun pada 2022, serta penyuntikan dosis ketiga untuk 87,4 juta orang yang terdaftar sebagai masyarakat tidak mampu dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional.
Sedangkan 93,7 juta penduduk yang masuk kategori masyarakat umum, Menkes Budi mengatakan nantinya masyarakat dapat membeli dan memilih vaksin booster yang mereka inginkan.
“Masyarakat bisa beli vaksin sendiri dari vaksin yang sudah mendapat ‘emergency use listing’ oleh WHO. Orang bisa pilih vaksinnya apa, nanti kita buka,” tutur Budi dalam rapat kerja dengan DPR RI pada Senin, 13 September 2021.
Selain itu, Budi mengatakan sebanyak 27,2 juta orang yang masuk kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) seperti pelaku usaha mikro, atau orang yang bekerja tanpa kontrak mengikat akan ditanggung oleh pemerintah daerah.
Di sisi lain, Indonesia sejauh ini masih menjalankan program vaksinasi untuk dosis pertama dan kedua yang menargetkan 208,26 juta penduduk. Adapun penyuntikan dosis ketiga baru diizinkan terbatas pada 1,5 juta tenaga kesehatan.
Sebanyak 115,41 juta dosis vaksin telah disuntikkan hingga Senin, akan tetapi baru 20,22 persen atau 42,1 juta orang Indonesia yang telah mendapatkan dua dosis vaksin.
Sementara, terkait vaksinasi Covid-19, ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan meminta masyarakat segera vaksinasi dan tidak menunda dengan alasan pilih-pilih merek.
“Risikonya dapat tertular Covid-19 karena masyarakat menunda vaksinasi,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dalam hal ini, Iwan juga mengingatkan bahwa saat ini penularan kasus Covid-19 masih tinggi.
Tentunya, vaksinasi masih merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah penularan dan mengurangi risiko berat akibat virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.
Demikian Iwan menjelaskan semua merek vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia sudah melewati kajian para pakar dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Jadi, semua sudah terbukti efektif dan aman. Masyarakat harus segera vaksin saat mereka dapat kesempatan.” ujarnya.