Jakarta | lampumerah.id – Moderna Inc tengah mengembangkan vaksin tunggal yang mengkombinasikan dosis booster vaksin COVID-19 dengan vaksin influenza. Vaksin ini diharapkan akan menjadi dosis booster yang bisa digunakan rutin per tahun untuk melawan meningkatkan perlindungan tubuh dari COVID-19 sekaligus flu.
Bahkan, Moderna Inc menargetkan eksperimen vaksin tersebut nantinya dapat dimodifikasi untuk melawan virus pernapasan (RSV) dan penyakit pernapasan lainnya.
“Kami percaya ini adalah peluang yang sangat besar di depan mata, jika kami dapat meluncurkan booster vaksin penyakit pernapasan dengan khasiat tinggi ke pasar,” kata Pejabat tertinggi Eksklusif Moderna, Stéphane Bancel, Kamis (8/9).
“Kami percaya Moderna bisa menjadi yang pertama memasarkan peluang baru penting ini,” tambah dia dalam presentasi kepada investor tentang vaksin yang sedang dikembangkan itu.
Moderna Inc sudah memiliki sejumlah kandidat vaksin flu yang digunakan dalam pengembangan vaksin kombinasi tersebut. Vaksin baru akan menggabungkan vaksin flu terpilih dengan vaksin COVID-19 produksi Moderna.
Analis dan investor perawatan kesehatan memprediksi Moderna dan Pfizer Inc/BioNTech SE akan meraup miliaran Dolar dari suntikan booster COVID-19 di masa depan. Sehingga mereka berpendapat adanya kombinasi vaksin COVID-19 dan influenza serta penyakit lain dapat lebih meningkatkan keuntungan Moderna.
Saham Moderna naik 6,2% pada Kamis saat pengembangan produk baru tersebut diumumkan.
Analis Oppenheimer & Co Hartaj Singh mengatakan uji klinis vaksin kombinasi itu kemungkinan akan dimulai pada 6-12 bulan ke depan. Ia menambahkan, ini merupakan kejutan positif bagi investor dari segi keuntungan bisnis.
“Pertanyaannya adalah setelah pandemi berakhir, berapa total penjualan vaksin dan seberapa besar Moderna bisa memperluas pasar itu,” kata Singh.
Sementara itu, Moderna tengah melakukan uji klinis untuk vaksin RSV pada orang dewasa yang lebih tua. Moderna juga tengah memperbarui uji coba tahap menengah vaksin COVID-19 orisinil produksinya pada anak-anak berusia 6 bulan hingga 11 tahun.
Uji coba tersebut sedang menguji efektivitas vaksin Moderna dengan dosis 50 mikrogram per suntikan dan melibatkan 4.000 anak.
Vaksin Moderna mendapatkan izin penggunaan darurat bagi usia 18 tahun ke atas di Amerika Serikat pada Desember lalu. Saat ini, vaksin COVID-19 itu sedang ditinjau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk digunakan pada remaja.
Moderna pun mengatakan studi pemakaian dosis vaksin corona untuk berbagai kelompok usia yang belum mendapat izin masih berlangsung. Di antaranya dosis bagi 2 tahun hingga kurang dari 6 tahun, serta 6 bulan hingga di bawah 2 tahun.
Di sisi lain, Novavax Inc mengungkap pada Rabu (8/9) bahwa pihaknya telah memulai studi tahap awal untuk menguji kombinasi vaksin flu dan COVID-19. Kendati bagi vaksin COVID-19 produksinya sendiri, Novavax belum memiliki izin edar darurat dari FDA.