GRESIK | lampunerah.id – Petrokimia Gresik melakukan program transisi energi tahun 2024-2030, agar mampu mengurangi emisi yang dihasilkan dari proses produksi.
Setelah adanya program dekarbonisasi 2024, maka emisi di akhir tahun 2024 diproyeksikan mengalami penurunan yang dihasilkan sekitar 22 persen.
“Petrokimia Gresik juga memiliki Roadmap Dekarbonisasi, yang akan dijalankan perusahaan tahun 2025 hingga tahun 2030 mendatang,” ujar
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo saat menjadi pembicara pada Conference of the Parties 29 (COP29) di Baku, Azerbaijan baru baru ini.
Roadmap Dekarbonisasi itu di antaranya transisi energi dari batubara ke gas alam pada Furnace di Pabrik Phonska IV,. Peralihan BBM ke bahan bakar gas pada proses pemanasan di Pabrik Asam Sulfat II, Co-Firing biomassa, Pabrik Hybrid Green Ammonia, Pabrik Soda Ash dan lainnya.
“Program Dekarbonisasi ini memastikan Petrokimia Gresik menerapkan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) / Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), dalam kegiatan operasional perusahaan secara kontinyu dan patuh terhadap regulasi emisi,” ujar Dwi Satriyo.
Disampaikannya, dekarbonisasi yang dilakukan Petrokimia Gresik konsisten
dari tahun 2025-2030, akan memberikan hasil yang signifikan dimana emisi ditargetkan turun sekitar 31,89 persen.
“Untuk target Tahun 2060, Petrokimia Gresik hanya menghasilkan emisi karbon 41 ribu ton, atau di bawah target maksimal dari program Net Zero Emissions sebesar 132 ribu ton,” pungkasnya. (san)