700 Orang Lebih Mengungsi, BPBD Dirikan Lima Tempat Pengungsian

Malang l Lampumerah.id – Dampak Gempa magnitudo 6,1 di Kabupaten Malang. BPBD Kabupaten Malang terakhir Senin (12/04/21) mencatat jumlah korban meninggal dunia 3 orang, dan korban luka 54 orang.
Sedangkan untuk kerusakan rumah tercatat ada 2364 rumah.
Dengan melihat kondisi tersebut BPBD Kabupaten Malang mendirikan 5 tempat pengungsian.

Kepala BPBD Kabupaten Malang Bambang Istiawan menjelaskan dari 2364 unit rumah yang rusak tersebut. Terbagi dalam tiga kategori yakni rumah rusak ringan 1051 unit, rusak sedang 625 unit dan rumah rusak berat ada 688 unit.
Sedangkan untuk fasilitas umum yang rusak tercatat ada 167 unit sekolah, 9 unit fasilitas kesehatan, 45 unit Rumah Ibadah dan 13 unit Jembatan.

“Kerusakan tersebut tersebar di 23 Kecamatan se Kabupaten Malang,” jelasnya, Senin (12/04/21).

Untuk titik pengungsian yang telah didirikan berada di Kecamatan Dampit dua lokasi, yakni di Desa Majang Tengah menampung 60 orang dan Desa Pamotan menampung 72 orang. Sedangkan di Kecamatan Tirtoyudo ada tiga lokasi, yang pertama di Desa Jogo mulyan menampung 200 orang. Di Desa Sumber Tangkil ada 350 orang pengungsi dan Desa Kepatihan 100 orang pengungsi.

“Semuanya ini hanya data sementara,  karena masih ada data yang belum masuk,” terangnya.

Menurut Bambang Istiawan, data yang masih belum masuk itu karena pihaknya mengalami kendala di lapangan. Diantaranya kurangnya informasi karena warga masih trauma, terjadinya gempa susulan.
“Kendala di lapangan akibat trauma dan panik yang menyebabkan kurang updatenya Informasi kami,” kata Bambang.

Kendala kita, tidak cuma itu saja, namun pihaknya juga kekurangan sumber personil di lapangan. Hal itu menjadi salah satu faktor kurang update terkini terkait gempa bumi.
“Kurangnya personil untuk penanganan dan cakupan wilayah yang sangat luas. Namun pihaknya terus berusaha semaksimal mungkin,” ungkap Bambang.

Upaya saat ini yang di lakukan BPBD Kabupaten Malang yaitu menerapkan status tanggap darurat bencana 14 hari ke depan, mengirimkan TRC dan relawan untuk melakukan asessment. Berkoordinasi lintas sektor, untuk membentuk tim gabungan TNI, Polri dan OPD. Serta mendirikan posko tanggap darurat bencana, dapur umum dan distribusi logistik.

“Mudah-mudahan semuanya dapat teratasi, mohon bantuan doa untuk para korban bencana,” tutup Bambang Istiawan. (Djok/Ones )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *