Jakarta | Lampumerah.id- Mengahadapi tekanan dan ancaman boikot Amerika, Australia dan Sekutu pada KTT G20 di Bali, November nanti, Indonesia tidak perlu takut. Pengamat Pertahanan & Militer Connie Rahakundini Bakrie mengatakan kedepan global power itu akan berubah. Serangan Rusia kepada Ukraina sudah membuktikan posisi negara adidaya saat ini sudah bukan lagi dominasi Amerika.
“Ini soal geopolitik. Mainsheet berfikirnya harus begini, bahwa global power itu pasti akan berubah. Dengan bombardier Rusia ke Ukraina dominasi Amerika sebagai negara penguasa dunia sudah berubah. Perubahan itu melampaui perang dingin pasca PD II ditandai dengan runtuhnya USSR,’’ papar Connie menjawab pertanyaan potcas Helmy Yahya, awal bulan Maret 2022.
Menurutnya, dunia ini tidak boleh di run hanya oleh satu orang saja. Satu negara saja. Satu kelompok saja. Harus ada balancing power karena global power tidak baik jika hanya dikuasai tunggal. Operasi militer khusus Rusia kepada Ukraina dianggap bukan invasi. Connie bisa memahami alasan Rusia menghajar Ukraina. Kalau mau invasi Ukraina cukup dua hari kelar. Jauh kemana mana dibanding kekuatan militer Rusia.
“Kita harus bisa memahami suasana hati Putin dan Rusia. Menurut saya dia kesel dan itu wajar. Sebagai bangsa yang merasa terancam dia merasa harus memberi pelajaran terhadap ekpansi NATO pimpinan Amerika,’’ tambah nya.
Semua tahu sejak Soviet runtuh, Pakta Warsawa bubar, dengan bergabungnya Lithuania dan Latvia dengan Nato itu tidak menjadi masalah bagi Rusia. Terlebih sejak tahun 1990 Presiden Amerika Obama dan sekutu NATO diberbagai pertemuan bilaternal berjanji tidak akan melebarkan sayab barang seinchi pun.
“Tapi ternyata apa? Ukraina sebagai negara penting eks Soviet yang berjarak 500 km dari Moscow ibukota Rusia, dirayunya untuk bergabung menajdi provokasi. Bayangkan kalau Ukraina sebagai bagian dari anggota NATO pasti akan dipasang rudal balistik didepan teras Moscow. Haruskah Putin diam? Saya bisa bayangkan kalau hal yang sama dilakukan Rusia, misalnya di Mexico atau Kanada dipasang Rudal Rusia, apa Amerika mau?,’’ tukas Connie.
Keberanian Putin menyerang Ukrainan, dinilai Connie sebagai sikap tegas, tidak main main dan terukur. Sebagai kepala negera Rusia, siapapun presiden pasti melakukanya. “Karena ini soal ancaman. Soal harga diri. Bayangkan kalau Ukraina sebagai bagian dari anggota NATO dan dipasang rudal balistik didepan teras Moscow?’’ tegasnya.