Jakarta | lampumerah.id – Pengamat militer dan pertahanan Conie Bakrie mengatakan ancaman boikot AS dari KTT G20  di Bali tahun ini sudah merupakan bentuk intervensi kedaulatan. Sebagai negara besar Indonesia, apapun bentuk intervensi harus menolak.

“Menurut saya campur tangan negara, apapun mengatur Presidensi Jokowi, Indonesia agar menolak kehadiran Rusia itu sudah bentuk intervensi kedaulatan presidensi G20. Ini harus dilawan,’’ papar Conie.

G20, kata Conie, dibentuk untuk urusan ekonomi, bukan politik. Sangatlah berlebihan jika Amerika dan negara sekutu membebankan masalah Rusia-Ukraina kepada Indonesia, presidensi G20 tahun ini. Amerika dan negara sekutu sudah dianggap keterlaluan.

“G20 itu kelompok yang dibentuk betul-betul untuk urusan ekonomi. Mutlak terkait untuk urusan ekonomi dan system moneter internasional. Bagaimana mengkaji,  meninjau dan mendorong stabilitas keuangan dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi terkait ekonomi internasional. Menolak kehadiran Rusia yang justru relevan dengan keadaan ekonomi akibat perang, itu keterlaluan,’’ jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (19/4/22)

Akan tetapi Conie menyayangkan reaksi pejabat Indonesia dalam menyikapi masalah membela kehormatan bangsa terkait geopolitik G20 yang seolah biasa tidak penting dan bukan prioritas utama.

“Kita itu negara besar. Menurut saya cara pejabat kita bereaksi, lebih menyikapi kasus Ade Armando ketimbang permasalahan geopolitik G20 yang sangat penting. Tidak menunjukkan membela kehormatan, kedaulatan Indonesia sebagai presidensi G20.” Tegas Conie