GRESIK | lampunerah.id – Manajemen Petrokimia Gresik mengakui, kalau sampai sekarang mereka masih harus impor sejumlah bahan baku pembuatan pupuk produksinya.
Adapun bahan baku pupuk yang selama ini masih impor dari luar negeri, antara lain KCl, DAP, Phosphate Rock, Ammonium Sulphate, Sulphuric Acid, Phosphoric Acid, Sulphur dan beberapa jenis lainnya.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengakui sebagai produsen pupuk dan bahan kimia terlengkap di Indonesia, serta penghasil NPK terbesar di Asia Tenggara, selama ini mereka harus impor untuk pemenuhan bahan baku karena belum dapat terpenuhi dari dalam negeri.
“Kami membangun komunikasi dengan berbagai negara. Kita selama ini impor potasium dari Kanada, Rusia, Belarusia dan Yordania. Kami juga menjajaki kerja sama dengan negara penghasil potasium lainnya, seperti Laos, sehingga suplai bahan baku aman,” ujar Dwi Satriyo saat menerima.kunjungan empat duta besar di Kebun Percobaan PG di Gresik.
Duta Besar empat negara yang berkunjung ke Petrokimia Gresik adalah Maroko, Yordania, Tunisia, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Kunjungan ini dimanfaatkan Perusahaan untuk menjalin komunikasi dan mengamankan pasokan bahan baku pupuk yang tidak dapat terpenuhi dari dalam negeri.
“Kita akan menjajaki kerja sama dengan berbagai model. Selain melakukan inovasi substitusi bahan baku, Petrokimia Gresik juga mencoba mengkaji skema kerja sama mendirikan pabrik di luar negeri untuk mendekat ke bahan baku,” tandasnya.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman mengakui, selama ini Pupuk Indonesia dan anggota holding telah melakukan kerja sama dengan empat negara tersebut, melalui kunjungan ini tidak menutup kemungkinan akan menjalin kerja dalam bentuk lain.
“Jika harganya kompetitif, bisa jadi kita impor NPK dari Maroko, Tunisia, atau Yordania. Karena kapasitas produksi pabrik NPK Pupuk Indonesia hanya 3,5 juta ton dalam setahun, sedangkan kebutuhan petani Indonesia sekarang 6 juta ton setiap tahunnya,” ujar Bakir.
Ke empat Dubes tersebut, juga diajak ke lahan panen kentang dan padi, sehingga mereka mendapat pengetahuan dan pengalaman baru. (san)