Lamer | Jakarta – Upaya KPK memburu terduga koruptor Rp 46 miliar Nurhadi (eks Sekretaris Mahkamah Agung), luar biasa gigih. Rumah Nurhadi di Jakarta, Surabaya, Tulungagung, digeledah abis.

Seperti diberitakan Lamer, Nurhadi ditetapkan KPK sebagai tersangka penerima suap dan gratifikas sekitar Rp 46 miliar.

Uang itu diduga suap untuk memuluskan perkara di pengadilan selama Nurhadi menjadi Sekretaris MA pada kurun 2011-2016.

Selain Nurhadi, KPK menjerat 2 tersangka lain, yaitu menantu Nurhadi, Rezky Herbiyono, dan Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal (PT MIT), Hiendra Soenjoto.

KPK memasukkan Nurhadi, Rezky dan Hiendra dalam daftar pencarian orang (DPO) alias buron.

Berikut upaya KPK mengejar Nurhadi:

Sebar Foto Wajah Nurhadi Cs

Pos Satpam di Perumahan Pandugo I Jalan Penjaringan Timur, Rungkut, Surabaya dipasangi foto Nurhadi. Juga foto Hiendra Soenjoto dan Rezky Herbiyono.

Warga setempat, Whisnu, mengaku disuruh petugas KPK memasang foto tersebut.

“Tadi saya di pos sama satpam, terus rombongan mereka keluar dan menitipkan foto para DPO dan dipasang di pos satpam perumahan ini,” kata Whisnu kepada wartawan di lokasi, Rabu (26/2/2020).

Whisnu baru mengetahui bahwa foto yang dipajang merupakan salah satu DPO buruan KPK.

“Nggak tahu saya, bahkan nggak tahu kalau ada saudaranya di sini. Saya cuma nempelkan stiker saja disuruh petugas tadi,” ungkapnya.

Ada tiga pengumuman yang ditempelkan di pos satpam tersebut.

Tulisannya demikian: ‘Daftar Pencarian Orang (DPO)’ yang bertuliskan nama masing-masing DPO serta wajah mereka.

Selain itu terdapat tulisan ‘Tersangka Tindak Pidana Korupsi Suap Sekretaris MA’. Di bagian bawah bertuliskan ‘Apabila ada yang melihat orang yang ada digambar ini, mohon bantuan untuk segera diinfokan ke Telp: (021)-25578300 dan Call Center KPK 198.

Mertua Nurhadi di Tulungagung

Penyidik KPK menggeledah rumah mertua Nurhadi di Tulungagung, Jawa Timur. Setelah beberapa jam menggeledah, KPK keluar dengan tangan hampa.

Rumah tersebut di Jalan Ade Irma Suryani, Kelurahan Sembung, Kabupaten Tulungagung.

Dengan mengendarai enam mobil Innova, para penyidik dan petugas KPK langsung masuk ke rumah mertua Nurhadi tersebut.

Proses penggeledahan disaksikan pembantu, Ketua RT 1 RW 4, Nursaid, dan Ketua RW 4, Nuryadi. (kebetulan semuanya bernama depan Nur yang artinya cahaya).

Petugas sekitar 10 orang. Menggeledah seluruh ruangan di dalam rumah.

“Kalau tidak salah ada empat titik yang digeledah, termasuk kamar-kamar. Tapi tidak menemukan apa-apa. Tidak ada yang dibawa (disita),” kata Nursaid, Rabu (26/2/2020).

Menurut Nursaid, dari keterangan petugas KPK kepada saksi penggeledahan, mereka mencari barang bukti terkait kasus yang menjerat Nurhadi.

Hal senada disampaikan pembantu mertua Nurhadi, Musriah. Menurutnya, seluruh ruangan rumah tersebut digeledah. “Semua digeledah tadi, kalau surat (KPK) jangan dilihat,” kata Musriah.

Setelah beberapa jam melakukan penggeledahan, akhirnya penyidik meninggalkan lokasi sekitar pukul 12.30 WIB.

Sementara itu, Ketua RW 4 Nuryadi mengatakan rumah yang digeledah KPK tersebut merupakan aset milik mertua tersangka KPK Nurhadi.

Sehari-hari, rumah tersebut hanya ditempati oleh pembantu yang sekaligus bertugas menjaga rumah.

Kantor Adik Nurhadi pun Diperiksa

KPK menggeledah kantor pengacara Rahmat Santoso & Partners Surabaya Jalan Prambanan, Pacar Keling.

Penggeledahan ini terkait kasus eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi sebagai buron KPK. KPK memasukkan tersangka kasus suap-gratifikasi Rp 46 miliar itu ke daftar pencarian orang (DPO).

“Iya benar (penggeledahan). Di kantor Rahmat Santoso & Partners,” kata Plt Jubir KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi, Selasa (25/2/2020).

Selama kurang lebih 1,5 jam, petugas KPK menggeledah kantor Pengacara Rahmat Santoso & Partners Surabaya di Jalan Prambanan 5.

Para petugas itu selesai menggeledah pukul 16.45 WIB. Beberapa petugas KPK membawa koper dan dokumen yang dimasukkan ke dalam 5 mobil berbeda.
Salah satu mobil (W 1643 SQ) membawa tiga koper. Namun, Nurhadi tidak ditemukan.

“Ya memang mencari DPO ya. Sama seperti kantor pengacara saya kemarin (Rahmat & Partners) yang digeledah juga cari DPO,” kata adik ipar Nurhadi, Subhan Nur Rachman, di lokasi, Rabu (26/2/2020) malam.

Cek Lokasi Info Haris Azhar-MAKI

Lokasi yang digeledah KPK, ada yang berdasarkan infomasi dari Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar dan Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI).

“Penyidik sebagai upaya pencarian melakukan penggeledahan di beberapa titik di Jakarta, yang itu sebagai upaya pencarian berdasarkan informasi masyarakat dan data tempat-tempat yang kami miliki,” kata Plt Jubir KPK Ali Fikri di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2020).

Namun, Ali enggan menjelaskan lebih rinci mengenai lokasi-lokasi yang digeledah di Jakarta berikut hasilnya.

Menurutnya, lokasi-lokasi masih akan ditindaklanjuti kembali oleh tim penyidik KPK.

Ali mengatakan, lokasi yang digeledah KPK itu berdasarkan informasi dari masyarakat mengenai keberadaan Nurhadi dan dua tersangka lain yakni Rezky Herbiyono dan Hiendra Soenjoto. Salah satunya infomasi dari Haris Azhar dan MAKI.

Koordinator MAKI Boyamin Saiman dan Haris Azhar masing-masing memiliki informasi keberadaan Nurhadi di Jakarta.

Boyamin mengaku mendapat informasi Nurhadi di apartemen mewah di Jakarta berdasarkan sayembara yang dibuatnya.

Sang informan juga mengetahui kekayaan Nurhadi yang fantastis. Dari mobil Ferrari hingga rumah baru di kawasan Patal Senayan.

Senada dengan Boyamin, Direktur Eksekutif Lokataru Haris Azhar mengaku mendengarkan bisik-bisik informasi keberadaan Nurhadi di apartemen mewah di Jakarta dan diberikan penjagaan yang ketat. Dia pun meyakini KPK pasti sudah mendengar informasi itu. (*)

https://www.facebook.com/MnctvNews/videos/2760016330740653/