Lamer | Jakarta – Walikota Depok, Muhammad Idris Abdul Somad dikritik keras pihak Komisi IX DPR RI. Sebab, dinilai terlalu gegabah menyebarkan informasi tentang warganya yang kena corona.
Wakil Ketua Komisi IX, Melki Laka Lena kepada wartawan, Rabu (4/3/2020) mengatakan:
“Nggak perlu, nggak perlu menyebarkan informasi yang tidak penting. Kepala daerah justru harus lebih tenang, menenangkan publik, warga.”
Dilanjut: “Sebagai pemimpin harus lebih tenang karena dia lah nahkoda kapal di daerah tersebut. Jangan kemudian memunculkan kekhawatiran baru lagi, itu nggak boleh.”
Melki menilai yang saat ini harus dilakukan kepala daerah adalah mencegah penyebaran virus Corona.
Caranya, sebut dia, bisa dengan memberdayakan perangkat daerah dari tingkat paling bawah.
“Kepala daerah perlu mewajibkan RT-RW untuk memastikan agar warga yang berindikasi, gejala klinis, diperkirakan kena Corona, dipantau RT-RW itu dipantau.”
Dilanjut: “Lalu dilaporkan kepada tenaga medis terdekat, rumah sakit misalnya atau puskesmas, agar ditangani lebih lanjut melalui mekanisme, protokol medis yang sudah selama ini berjalan.”
Pimpinan Komisi IX dari Fraksi Partai Golkar itu menilai saat ini justru lebih banyak tersebar hoax virus corona. Akhirnya, lebih banyak muncul sensasinya.
“Ini membuat akhirnya soal Corona itu lebih banyak sensasinya daripada subtansinya,” sesal Melki.
Diberitakan sebelumnya, Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mengkritisi Walikota Depok Mohammad Idris Abdul Somad.
Karena, mengungkapkan identitas warganya yang positif virus Corona. Sedangkan, Walikota Idris mengaku data tersebut dia dapat dari media sosial (medsos).
Direktur Eksekutif SAFEnet, Damar Juniarto dalam pernyataannya kepada wartawan, Selasa (3/3/2020) mengatakan:
“Yang dibutuhkan itu kejelasan apa langkah-langkah taktis yang telah dan sedang dilakukan Pemerintah Depok. Bukan dengan menyebar data pasien, seperti nama, pekerjaan pasien, foto, alamat rumah,”
Idris menyebut identitas warganya yang positif virus Corona itu didapat dari medsos. Tapi politisi PKS itu menepis menyebutkan alamat warganya itu.
“Saya dapat dari medsos (media sosial). Saya tidak menyebut nama. Saya tidak menyebut alamat (pasien positif Corona),” tegas Idris di Jalan Boulevard Grand Depok City No 25, Cilodong, Depok, Rabu (4/3). (*)
Ini penjelasan Walikota Depok Muhammad Idris