GRESIK | lampumerah.id – Setiap tanggal 9 Juni kalender Masehi atau tanggal 20 Selo di kalender Jawa atau 20 Dzulqo’dah di kalender Hijriyah, masyarakat Desa Betoyo Komplek (Betoyokauman dan Betoyo Guci), Kecamatan Manyar, memperingati haul Sayyid Abdurrohman.

Konon, tradisi yang sudah berjalan sejak turun temurun dan tetap dilestarikan hingga kini terkait makam tua yang berada di Dusun Sawo.

Makam itu konon, tak mempan kobaran api saat terjadi peristiwa kebakaran hebat yang melahap habis seluruh permukiman warga Desa Betoyo Komplek sekitar tahun 1893 atau 130 tahun silam.

Api yang berkobar kala itu, baru bisa dipadamkan warga desa menggunakan janur kuning, dan juga berkah dari Mbah Sayyid Abdurrahman, Mbah Syarif, Mbah Samsuddin dan Mbah Samsuri, Mbah Sholeh (juru kunci), Mbah Buyut Pasar dan Mbah Buyut Putri (Banyu Puri). Mereka adalah leluhur yang dipercaya masyarakat desa sekaligus leluhur penjaga desa

Semenjak itu, masyarakat Desa Betoyo Kauman setiap tahun memperingati dengan menggelar tradisi Kupatan, yakni membuat kupat dan lepet untuk dibawa ke makam desa.

“Menurut cerita dulu peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar tahun 1893 atau 130 tahun silam,” kata Sekretaris Desa (Sekdes) Betoyokauman, Luthfi Rohman.

Kepala Desa (Kades) Kauman, Moh. Ali Mansur mengatakan, peringatan tradisi kupatan yang digelar dalam rangka memperingati Haul Mbah Makam Desa atau Mbah Sayyid Abdurrahman digelar setiap tahun oleh warga.

“Sejak saya belum lahir tradisi ini sudah ada. Kebakaran itu sendiri, menghanguskan sebagian besar wilayah Desa Betoyo Kauman, kecuali Dusun Sawo tidak tersentuh api sama sekali,” kata Ali Mansur, Jumat (9/6).

Ditambahkan Mansur, tradisi ini tetap dijaga dan dilestarikan dengan maksud untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa para leluhur dan kirim do’a untuk para sesepuh desa.

“Karena bagaimanapun para sesepuh yang telah mendahului kita memiliki jasa besar, apalagi para sesepuh yang alim, dan itu patut dicontoh oleh generasi sekarang khususnya kalangan muda,” tandas dia.

Camat Manyar Zainul Arifin berharap tradisi memperingati haul Mbah Sayyid Abdurrahman, dan jasa-jasa para leluhur perlu dan wajib dijaga serta dilestarikan untuk generasi muda yang akan datang.

“Tradisi baik seperti peringatan haul Mbah Sayyid Abdurrahman dan jasa-jasa para leluhur perlu dan wajib dijaga serta diturunkan kepada generasi muda yang akan datang. Mbah Sayyid Abdurrahman ini kan tokoh masyarakat desa, jadi perlu dicontoh kepemimpinannya,” jelasnya. (san).