Surabaya/Lampumerah.id – Kolaborasi Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto mendapat perhatian masyarakat. Tak hanya lokal melainkan Internasional. Terlihat saat di Amerika Serikat yang mentasbihkan demokrasi tidak bisa pemimpinnya menunjukkan kolaborasi seperti kemesraan presiden Jokowi dan pak Prabowo. Padahal di tahun 2014 lalu, Jokowi dan Prabowo pernah berkompetisi.
Menurut Politisi Gerindra Muhammad Fawait kolaborasi yang indah tersebut, terlihat dari penanganan Covid-19 beberapa tahun lalu.” Semua ekonomi dunia morat-marit. Namun, alhamdulillah, dengan stabilitas politik nasional yang terjaga terlebih adanya kolaborasi presiden Jokowi dan pak Prabowo justru Indonesia berhasil mengendalikan Covid-19,”terangnya.
Masih kata Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) banyak negara lain kaget akan kemajuan Indonesia saat ini, terlebih ditandai kedewasaan demokrasi bahwa berkompetisi dalam pesta demokrasi.” Adu gagasan yang wajar, kalau berbicara kepentingan berbangsa dan negara semua kepentingan pribadi dihilangkan,”jelas bendahara Gerindra Jawa Timur ini, Selasa (8/8/2023).
Keharmonisan antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, kata pria asal Jember ini, bisa diambil pelajaran jiwa patriotisme.” Dulu ada pahlawan nasional yang patriotismenya tak diragukan lagi dalam merebut kemerdekaan. Sedangkan hari ini, juga dijumpai kepatriotismenya pak Jokowi dan pak Prabowo untuk mengisi kemerdekaan,”paparnya.
Tanda-tanda harmonis antara Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, terang Gus Fawait yakni akan kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan restu untuk pak Prabowo sudah sangat nampak sekali untuk memimpin Indonesia. “Makanya, kami yakin keberhasilan presiden Jokowi dalam memimpin negara ini akan dilanjutkan oleh presiden terpilih yaitu pak Prabowo Subianto,”tegasnya.
Keberhasilan akan keduanya, kata Gus Fawait, tentu ada pihak-pihak yang tidak ingin hal tersebut terjadi.”Mungkin ada yang tidak senang, dengan keakraban keduanya. Saya pikir itu biasa dalam demokrasi dan keduanya sudah terbiasa untuk dicaci maki dan difitnah. Namun, keduanya tetap berlapang dada dan tidak mengganggu sedikitpun komitmen keduanya untuk bangsa ini,”jlentrehnya.
Keberhasilan presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, imbuh Gus Fawait berdampak berbondong-bondongnya pendukung presiden Jokowi, termasuk relawan memberikan dukungan ke Prabowo Subianto.”Bahkan mungkin parpol pendukung pak Jokowi yang hari ini sudah menunjukkan keinginan merapat mendukung pak Prabowo di Pilpres,”imbuhnya.
Para pendukung Jokowi dan parpol yang memberikan dukungan ke Prabowo Subianto, menurut gus Fawait adalah kaum intelektual dan terpelajar yang menyaksikan dengan hati. Kolaborasi keduanya mengesampingkan kepentingan pribadi berdampak baik untuk negara Indonesia.
“Indonesia bisa mengatasi semua persoalan, bahkan pihak asing bisa iri atas keberhasilan keduanya. Dimana kita tahu di Amerika Serikat antar pemimpin masih bertikai. Di Indonesia, dipertontonkan jiwa patriotisme tinggi dimana kolaborasi presiden Jokowi dan menhan Prabowo Subianto sangat ciamik dan efektif. Gelombang besar pendukung, serta relawan dan parpol pendukung presiden Jokowi, yakin memberikan dukungan ke Prabowo di Pilpres. Dan yakin kalau bisa melanjutkan program dan kebijakan strategis presiden Jokowi bisa diteruskan oleh Prabowo Subianto,”tandasnya.
Muhammad Guntur Romli keluar dari PSI karena tidak bisa menerima dinamika PSI semakin dekat dengan Ketum Gerindra, Prabowo Subianto.”Ada hal yang menganggu hati nurani saya dan idealisme saya dengan kehadiran Prabowo Subianto di DPP PSI, Rabu 2 Agustus 2023,” kata Guntur Romli beberapa waktu lalu.
Guntur mengaku tidak benci ke Prabowo dan menghormati Prabowo selaku politikus. Prabowo juga merupakan Menteri Pertahanan RI di kabinet Presiden Jokowi saat ini. Namun dia tidak bisa menerima catatan mengenai Prabowo Subianto di masa lalu.nt