Lamer | Jakarta – Pengusaha nasional Hendra Lie kini terus membangun gedung megah Mata Elang Internasional King Dom di PIK (Pantai Indah Kapuk) 2 Jakarta dan di Bali.
Dept Publikasi Promosi PT. Mata Elang Internasional, Bambang B7 kepada Lamer mengatakan, dalam pembangunan tersebut PT Mata Elang Internasional bekerjasama dengan Agung Sedayu dan Salim Group.
Bos PT Mata Elang Internasional, Hendra Lie, adalah sosok seniman sukses.
Dari bisnis tata lampu atau lighting, entertainment production, hingga konser artis internasional serta dibangunnya exibhision hall atau stadium konser.
Kemudian Hendra mendirikan Mata Elang Internasional Stadium (MEIS) pada tahun 2011. Satu brand kebanggaan nasional dengan portfolio kelas dunia.
“Karena kualitas soundsytem kami nomor satu di dunia. Begitupun artis artis yang konesr di tempat kami, mereka yang terbaik,’’ kata Bambang B7
Menjadi nomor satu dan yang terbaik di dunia dalam bisnis soudsytem, bukan sekedar klaim di bibir saja. Buktinya, portofolio konser artis dunia berkelas internasional selalu spekatakuler tersaji di MEIS dan sudah menembus ratusan kali konser.
Pengunjung berbagai generasidari penjuru dunia, terutama dari generasi milenial, selalu antusias memadati dan menikmati setiap hentakan musik berpadu tata cahaya memukau dan menghadirkan kemegahan.
Buktinya, bagaimana Mata Elang production dipercaya menangani konser Rolling Stone di Macau dan di Sydney (Australia). “Kami tangani sound system mereka karena kualitas kami yang terbaik di dunia,’’ ungkap Bambang.
Meskipun saat itu (konser di Sydney) batal, tapi konser di Macao tetap berlangsung, hingga beberapa musisi tanah air pun banyak yang pergi menonton Rolling Stone langsung di Macau. Seperti Once dan Ari Lasso (vokalis Dewa).
Keduanya menjadi saksi bagaimana hebatnya Mata Elang diipercayai menangani show (Rolling Stone) group rock legend dari Amarika, ketika itu.
Mata Elang semakin berkibar menyusul konser konser para musisi internasional di Indonesia. Antara lain, Bon Jovi, Roxette, Sting, Dream Theatre, Guns N’Roses, Taylor Swift, Bruno Mars, Jennifer Lopez, Beyonce hingga band Korea dan band-band lokal.
Dari sinilah suksestory Hendra Lie sebagai bos Mata Elang dikenal sebagai pemilik kerajaan bisnis tata cahaya pertunjukan. Termasuk menghandel openning dan clossing seremony acara Sea Games 2011 di Palembang.
Tonggak kesuksesan Mata Elang sudah dimulai sejak dipercaya menangani pembukaan dan penutupan Sea Games 1997 di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Di tingkat dunia, property kelengkapan sound system yang dimilikinya ternyata tidak hanya sebatas untuk konser musik, tapi juga untuk even bertaraf internasional.
Tak heran jika Hendra Lie dipercaya menangani Olympiade Sidney Tahun 2000 menggunakan teknologi lighting high and sytem yang dimiliki.
Keputusannya banting stir dari seniman, sejak jadi manajer group music cadas God Bless era tahun 1970 hingga tahun 1980-an, kemudian menggeluti dunia showbiz entertain sound system panggung, terbukti berhasil.
Tangan dinginnya mengelola Mata Elang Internasional semakin mengukuhkan Hendra Lie sebagai raja bisnis show dan konser internasional.
Sekalipun bisnis lain, seperti bisnis property dan perhotelan juga dirambahnya.
“Sebagai pengusaha tentu Pak HL juga ingin berkontribusi terhadap merah putih. Melakukan yang terbaik, ya ini yang bisa beliau lakukan. Otomatis membuka lapangan kerja untuk anak bangsa sekaligus berkontribusi lewat pajak,’’ jelas Bambang.
Hendra Lie kini tengah menyiapkan gedung megah Mata Elang Internasional King Dom di PIK (Pantai Indah Kapuk) 2 Jakarta dan di Bali.
“Syukurlah, sejak tahun 2017 kami dipercaya menjalin kerjasama dengan Agung Sedayu dan Salim Group. Mata Elang Internasional Kingdom sedang dalam progres pembangunan di atas lahan 20 hektar di kawasan PIK, Jakarta dan di Bali. Doain saja. Karena Mata Elang Internasional King Dom lebih besar dan bisa menampung lebih dari 30 ribu penonton. Jadi bukan stadium lagi, melainkan King Dom,’’ pungkas Bambang B7. (*)