GRESIK | lampumerah.id – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi “Resilience and Sustainable Industry” sebagai Terbaik Pertama, kategori Environmental, Social, and Governance (ESG) Perusahaan Luar Kawasan Industri, kepada Petrokimia Gresik.
Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita ,kepada Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo di Jakarta.
Menurut Dwi Satriyo, Petrokimia Gresik merupakan perusahaan pupuk dan bahan kimia terlengkap di Indonesia, menjadi produsen NPK terbesar di dalam negeri, serta menjadi pionir bagi sejumlah teknologi pertanian di Indonesia.
“Produk-produk inovatif perusahaan juga mampu meningkatkan produktivitas pertanian yang tidak lepas dari implementasi ESG,” tandas Dwi Satriyo.
Di bidang lingkungan (environmental), Perusahaan memiliki program industri hijau, seperti efisiensi energi dengan sejumlah inovasi di pabrik dan pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan pemerintah.
Kemudian penghematan konsumsi air seperti pemanfaatan Neutralized Water Effluent Treatment I untuk Pabrik AlF3, Purified Gypsum I dan II. Inovasi ini mampu menghemat air hingga 1.897.500 meter kubik dalam setahun.
“Untuk mewujudkan industri hijau Perusahaan melakukan dekarbonisasi, seperti pemanfaatan gas CO2 untuk sejumlah pabrik, menanam 129.100 mangrove, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan lainnya,” jelas Dwi Satriyo.
Untuk bidang sosial (social), Perusahaan menyalurkan dana sebesar Rp11,98 miliar di tahun 2022 yang direalisasikan melalui sejumlah program non PUMK (Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil) seperti Beasiswa Petro (Bestro), Kampung Sehat, Beasiswa Petani Muda, maupun program-program lainnya.
Terakhir, di bidang tata kelola perusahaan (governance), Perusahaan menerapkan sejumlah sistem manajemen yang terintegrasi. Mulai dari manajemen mutu, anti penyuapan, safety dan lainnya.
“Prestasi ini merupakan capaian kolaborasi semua sektor serta dukungan stakeholder. Prestasi ini akan memacu kami untuk meningkatkan kinerja dalam implementasi ESG,” tutup Dwi Satriyo. (san)