Bupati Gresik Kagum, Ditangan Pebisnis Kreatif Sekam Bisa Diolah untuk Diekspor Rutin ke Nagoya Jepang

GRESIK | lampumerah.id – Dunia bisnis Gresik kembali menorehkan sejarah emas. Kali ini, seorang pemuda bernama Subeki (35) berhasil mengolah sekam bakar menjadi cuan.

Tidak tanggung-tanggung pemuda asli Sindujoyo Kecamatan Gresik Kota ini, memanfaatkan limbah sekam yang dibakar kemudian diekspor ke pabrik
industri las baja dan kaca di Kota Nagoya Jepang.

Untuk mendapatkan sekam-sekam tersebut, Subeki yang dalam bekerja selalu didampingi istrinya Nana, membuat semacam workshop di Desa Klotok Kecamatan Balongpanggang.

Dengan membuat usaha bernama PT Aji Bakuh Anugrah (ABA), Subeki menerima sekam dari petani Balongpanggang dan sekitarnya.

Subeki mengatakan, ini adalah ekspor perdana ABA. Sebelumnya ia pernah ekspor sekam ke Korea, namun dalam status undername alias titip barang namun atas nama perusahaan orang lain.

“Baru sekarang saya berani ekspor atas nama perusahaan sendiri. Ekspor perdana ini cuma satu kontainer, berisi 11 ton sekam bakar senilai Rp 37 juta. Dan saya dapat kontrak untuk kirim ke Nagoya, 8 kali dalam sebulan dengan berat yang sama,’ ujar Subeki.

Kepala Kantor Bea Cukai Gresik
Wahjudi Adrijanto, mengaku bangga Gresik kembali bisa melakukan ekspor dari pebisnis lokal.

Pihaknya akan mendampingi para UMKM, agar bisa ekspor melalui Bussines Matching, dengan cara mencarikan pasar di luar negeri.

“Hal ini sejalan dengan fungsi Bea Cukai di bidang asistensi industri dalam negeri,” ucap Wahjudi.

Sementara Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengaku tidak menyangka sekam bakar yang di produksi ABA  bisa di ekspor hingga ke Nagoya Jepang.

Menurut bupati, ini sebagai bukti kolaborasi yang apik antara pengusaha, Pemda dan bea cukai. Dan ABA jadi contoh inspirasi generasi muda.

Terlebih lagi, lanjut bupati, ekspor perdana sekam bakar tersebut diinisiasi anak muda Gresik melalui Business Matching.

“Sekarang sekam punya nilai tambah, karena selama ini sekam hanya untuk pakan ternak berupa dedak,” ujar bupati sebelum melepas ekspor perdana sekam.bakar tersebut, di halaman kantor Pemkab Gresik, Rabu (5/6).

Didampingi Darmawan, Kepala Dinas Koperindag Gresik, bupati menegaskan pentingnya memiliki semangat untuk berwirausaha dan mengembangkannya.

Ditambah lagi dengan adanya suport luar biasa dari Bea Cukai dan Diskoperindag Gresik. Dengan penuh kesabaran dan telaten, kolaborasi Bea Cukai dan Diskoperindag pelan-pelan memberi edukasi terhadap pengusaha muda melalui Klinik Ekspor.

“Saya ingin mengajak anak-anak muda yang memiliki passion di dunia usaha, bahwa ekspor sekarang tidak lagi jadi kendala, tapi hal yang mudah. Pasar internasional terbuka lebar, kini saatnya pengusaha muda berani ekspor,” ucap Gus Yani, sapaan akrab bupati.

Ditambahkan Gus Yani, pemerintah daerah akan terus mendukung dan mendorong agar kegiatan ekspor dapat ditingkatkan, dan dilakukan secara berkesinambungan serta tidak bersifat insidental. Bahkan bukan hanya intensitas namun juga volume ekspornya juga,.kalau bisa harus terus ditingkatkan.

“Kita akan menjadi bagian saksi sejarah, dulu masyarakat takut akan ekspor baik dari sisi ijin maupun administrasi. Dengan adanya klinik ekspor Bea Cukai, sekarang ada 60 perusahaan di Gresik, baik skala kecil sampai besar melakukan ekspor,” ungkapnya.

Menurut bupati, sektor ekspor impor akan dipotret karena sebagai salah satu kunci untuk untuk memperbaiki perekonomian nasional dan daerah. Bukan hanya membantu pelaku usaha untuk tumbuh, dan membuka lapangan kerja, tetapi juga untuk menghasilkan devisa.

“PT ABA sebagai inspirasi anak anak muda Gresik. Saya ucapkan terima kasih kepada Bea Cukai dan Diskoperindag Gresik, yang terus memberikan bimbingan dan pendampingan kepada pelaku usaha di Gresik,” tandasnya. (san)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *