GRESIK | lampumerah id – Sebentar lagi Kabupaten Gresik bakal memiliki mega proyek futuristik bernuansa Islami di pesisir Utara Jawa, “Ujungpangkah Interland”.

Berdiri di atas lahan seluas 3.000 hektar di wilayah Kecamatan Ujungpangkah, proyek ini bakal menghadirkan sebuah kawasan pelabuhan, industri, dan wisata beraroma Islami yang tidak hanya modern, tetapi juga bermartabat dan penuh keberkahan.

Mengusung tagline “The Grand Islamic Park of Java”, Ujungpangkah Interland dirancang untuk menjadi kota mandiri bernuansa Islami. Di dalamnya akan berdiri hunian mewah, pendidikan gratis, pesantren, pusat kesehatan, masjid raya, taman-taman tematik, pusat perdagangan halal. Juga ada area multikultural seperti China Town, Korea Town, hingga Little Arabia.

“Kami tidak ingin membangun kota yang hanya megah secara fisik, tapi juga yang hidup dengan nilai,” ujar H Agus SA, pengembang utama proyek ini.

Proyek ini diyakini mampu menjadi solusi nyata masalah pengangguran di Gresik. Dengan mengedepankan pelatihan keterampilan dan pemberdayaan masyarakat lokal, Ujungpangkah Interland akan menumbuhkan ekonomi mikro hingga makro secara inklusif.

“Kami ingin masyarakat lokal menjadi bagian penting dalam kemajuan kawasan ini. Bukan sekadar penonton, tetapi pelaku utama,” tegas H. Agus SA.

Agus menyadari, pembangunan proyek ini tentu berdampak terhadap lingkungan dan ekosistem laut. Untuk itu, pengembang berkomitmen: menggunakan teknologi ramah lingkungan, menerapkan sistem drainase berkelanjutan, hingga konservasi ekosistem pesisir sebagai bagian dari masterplan kawasan.

“Kami juga menginisiasi zona hijau konservasi dan taman edukasi, sebagai bentuk tanggung jawab ekologis sekaligus ruang terbuka hijau bagi masyarakat,” tambahnya.

Dirancang bukan hanya sebagai kota bisnis, kawasan ini juga landmark peradaban baru dari Indonesia untuk dunia. Selain mendapat dukungan investor global dan stakeholder strategis, di kawasan ini juga akan dibangun jalan tol dan jaringan transportasi massal.

“Ujungpangkah Interland bukan sekadar kota. Bahwa kemajuan tidak harus mengorbankan nilai. Dan bahwa Islam bisa menjadi ruh dalam pembangunan yang membebaskan,” tegas H Agus SA