SURABAYA l Lampumerah.id – PT Dharma Lautan Utama (DLU) memastikan seluruh armada dan sumber daya manusia dalam kondisi siaga penuh menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Direktur Operasional DLU, Rahmatika Ardianto, menjelaskan bahwa persiapan internal telah dimulai sejak 24 Oktober melalui rapat koordinasi nasional bersama seluruh cabang.
Rahmatika menegaskan, fokus utama DLU tahun ini adalah menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung November hingga Februari. Untuk itu, berbagai langkah pengamanan dilakukan, mulai dari review ulang kekedapan kapal, penambahan peralatan lasing untuk pengikat kendaraan, hingga peningkatan frekuensi latihan keselamatan kru.
“Kami melakukan pengamanan maksimal. Pola cuaca tiap tahun berubah, sehingga seluruh prosedur kami perketat lagi,” ujarnya, Jumat (14/11/2025)
Sebagai upaya menjaga stabilitas kapal saat gelombang tinggi, DLU menerapkan kebijakan pengurangan muatan truk hingga 20%. Seluruh perusahaan ekspedisi telah diimbau menyesuaikan beban angkut demi keselamatan pelayaran.
“Overload di cuaca ekstrem sangat berisiko. Karena itu pengurangan muatan menjadi langkah wajib,” tegasnya.
Berbeda dengan arus mudik Lebaran, pergerakan penumpang pada Nataru cenderung lebih rendah, dengan load factor rata-rata hanya 40–50%. Karena itu, pembatasan diberlakukan pada angkutan barang, bukan penumpang.
“Nataru lebih banyak perjalanan liburan, bukan arus besar seperti Lebaran,” jelasnya.
DLU menyiapkan 48 armada untuk berbagai rute nasional, termasuk rute padat Ketapang–Gilimanuk yang diperkirakan tetap ramai. Mekanisme buka-tutup pelabuhan tetap diterapkan bila kondisi cuaca buruk, sesuai arahan sabandar dan ASDP.
Terkait evaluasi pascakejadian kapal tenggelam di wilayah Ketapang beberapa waktu lalu, Rahmatika menegaskan bahwa pengawasan kini dilakukan berlapis—mulai dari pengecekan tonase kendaraan, pengaturan muatan, hingga asesmen keberangkatan oleh sabandar. Pemerintah pun memperketat aturan muatan truk yang sebelumnya sempat memicu antrean panjang saat penyesuaian diberlakukan.
Melihat jarak waktu yang berdekatan antara Nataru dan Lebaran 2026, DLU memastikan seluruh armada beroperasi penuh tanpa ada yang masuk dok. “Nataru ini sekaligus test case sebelum angkutan Lebaran. Setelah ini persiapan akan kami matangkan lagi,” jelas Rahmatika.
Ia juga menyoroti kebijakan diskon tarif pada puncak arus yang dinilai tidak efektif. Menurutnya, diskon justru seharusnya diberikan sebelum puncak untuk mengurai kepadatan.
“Kalau diberikan saat puncaknya, malah mengumpulkan orang di satu waktu. Itu yang perlu diubah,” tegasnya.
DLU mengimbau masyarakat mengikuti informasi resmi terkait cuaca, potensi penutupan pelabuhan, serta aturan muatan. Hingga kini, kondisi pelayaran dinilai kondusif, namun kewaspadaan tetap menjadi prioritas utama demi keselamatan di musim Nataru tahun ini.(Vin)


