GRESIK | lampumerah.id —Anak-anak penyandang disabilitas menjadi sorotan Talkshow “Anak, Imajinasi, dan Dunia Literasi” dalam rangka Hari Anak Sedunia yang digelar di Atrium Gresmall Gresik, Kamis (20/11).
Pemerhati anak-anak penyandang disabilitas, Dede Idawati, menyampaikan tidak seperti anak pada umumnya, kebutuhan mereka kerap terabaikan sebagai kalangan minoritas. Termasuk cara mereka berliterasi, juga berbeda dengan anak pada umumnya.
Seperti anak-anak disabilitas tuna netra, yang harus membaca menggunakan alat bantu huruf Braille. Sedangkan literasi bagi anak disabilitas tuna rungu, menggunakan bahasa isyarat Rosibi.
“Kalau untuk anak-anak tuna grahita, ada bahasanya walaupun tapi ringan, familiar dengan mereka kita ucapkan. Tidak sama dengan anak-anak reguler pada umumnya,” kata Dede, yang juga selaku Kepala SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik.
Dede menyampaikan, anak-anak penyandang disabilitas ini akan memahami suatu pembelajaran dengan alat-alat tertentu yang harus disiapkan.
Ia menyebut, penggunaan alat-alat untuk literasi bagi anak disabilitas terbilang tercukupi di SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik.
Beberapa anak-anak tuna grahita binaannya, bisa menyampaikan literasi imajinasinya dengan melukis di atas cat kanvas.
“Padahal tuna grahita kan IQ-nya di bawah 70. Artinya sejak kecil, mereka sudah terlatih dengan literasi dan imajinasi. Kita berusaha untuk memaksimalkan semua kebutuhan, sarana dan prasarana untuk mereka belajar.” jelasnya.
Dede berharap, kebutuhan literasi anak-anak disabilitas ini bisa tercukupi juga di sekolah lainnya.
“Ada Perbub dan Perdanya, untuk bagaimana kesetaraan pekerjaan untuk anak-anak disabilitas. Tinggal bagaimana sekolah-sekolah ini bisa me-back up, menyambut regulasi dari Kabupaten Gresik dengan menyesuaikan dengan kurikulum yang ada,” paparnya.
Pemimpin Media Cahaya Pena, M Sholeh menjelaskan kegiatan yang berlangsung 19–20 November 2025., ini menggandeng Dispendukcapil yang membuka layanan administrasi kependudukan, serta Dinas Kesehatan yang menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis.
“Untuk menyongsong generasi emas, anak Indonesia dihadapkan pada persoalan yang tidak mudah. Tantangan era IT dan derasnya disrupsi informasi menghadirkan banyak konten media sosial yang tidak ramah anak,” ujar M Sholeh.
Sholeh juga menyoroti rendahnya minat literasi buku di kalangan anak. Menurutnya, membaca tidak hanya soal mengeja, tetapi juga memahami dan berpikir kritis terhadap isi bacaan.
“Saya berharap kampanye Hari Anak Sedunia ini mampu membentuk anak-anak menjadi generasi emas, yang membawa perubahan lebih baik untuk Indonesia,” tambahnya.
Acara Talkshow “Anak, Imajinasi, dan Dunia Literasi” ini digelar media Cahaya Pena bersama Suara.com dan Komunitas Anak Gresik. Serangkaian acara peringatan Hari Anak Sedunia ini digelar seperti panggung ekspresi anak dan bedah buku karya pelajar.


